Infoaceh.net, ACEH BESAR — Setiap muslim yang hidup di bulan Ramadhan haruslah mensyukurinya dengan semaksimal mungkin sebagaimana yang telah Allah ingatkan dalam Al-Qur’an surat al Baqarah di akhir ayat 185 yang menyebutkan nikmat bulan Ramadhan, La’allakum tasykurun, agar kalian bersyukur.
Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar Afrizal Sofyan MAg menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Nurul Jadid Gampong Lampeuneuen, Kecamatan Darul Imarah, 14 Maret 2025 bertepatan 14 Ramadhan 1446 Hijriah.
Ia menjelaskan, Allah senantiasa memberikan nikmat-Nya kepada umatnya. Kenikmatan yang diberikan tidak akan pernah bisa terhitung, bahkan tidak bisa ditandingi dengan materi yang dimiliki manusia, di antara nikmat agamawi terindah adalah nikmat Ramadhan.
Satu bulan yang paling istimewa dibandingkan seluruh bulan yang ada.
Syekh Muhammad Sholeh al munajjid menulis dalam kitab A’malul Qulub, dalam mensyukuri suatu nikmat, hakikatnya perlu melalui lima tahapan.
Pertama, menyadari adanya nikmat. Kedua, mengenal sang pemberi nikmat. Ketiga, tidak mengingkari nikmat tersebut. Keempat, tunduk, patuh dan cinta kepada Sang Pemberi nikmat. Kelima, mempergunakan nikmat tersebut sesuai yang disukai Sang Pemberi nikmat.
Lebih lanjut Direktur Pendidikan Pesantren Modern Tgk Chiek Umar Diyan Indrapuri ini menguraikan, tahapan awal yakni, menyadari nikmat, seseorang tidak akan menghargai sesuatu, jika ia tidak menyadari sesuatu tersebut adalah hal yang istimewa.
Umat Islam tidak akan mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, bila tidak mempelajari keutamaan-keutamaan bulan suci ini, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadits.
“Nash-nash dalil menyebutkan, memiliki banyak keistimewaan, di antaranya, Ramadhan bulan Al-Qur’an, bulan ampunan, dan bulan pahala amalan dilipat gandakan. Keistimewaaan lainnya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu, bahkan di bulan itu ada satu malam yaitu lailatul qadar yang memiliki keutamaan bagi umat muslim untuk mendulang pahala yang biasanya harus dikumpulkan selama 83 tahun empat bulan. Singkatnya Ramadhan adalan bulan yang penuh keberkahan,” ungkapnya.
Pada tahap kedua, mengenal Sang Pemberi nikmat, yaitu Allah. Dia-lah yang mengaruniakan pada hamba-Nya bulan mulia Ramadhan dan seluruh nikmat istimewa lainnya.
Dialah yang memberi umatnya umur dan kesempatan berjumpa dengan bulan suci ini.
“Di saat begitu banyak orang dijemput ajal sebelum datangnya bulan Ramadhan. Dialah yang memberi seorang hamba kesehatan di bulan suci ini. Di saat begitu banyak orang harus terbaring lemah di ranjang-ranjang rumah sakit di bulan Ramadhan. Dialah yang memberikan hidayah di bulan suci ini. Di saat begitu banyak orang yang tidak tergerak hatinya mendulang pahala di bulan Ramadhan. Dialah Allah Sang Pemberi segala nikmat,” ujarnya.
Selanjutnya Afrizal Sofyan mengungkapkan tahap ketiga yakni, tidak mengingkari nikmat tersebut, mensyukuri suatu nikmat tidak cukup hanya dengan menyadari nikmat tersebut dan mengenali Sang Pemberi nikmat. Namun, juga harus mengakuinya dan tidak mengingkarinya.
“Ketika ada orang bersikap acuh dan cuek dengan bulan Ramadhan dan menganggapnya seperti bulan biasa, dikhawatirkan orang seperti ini termasuk ke dalam kelompok yang mengikari nikmat Ramadhan,” tegasnya.
Kemudian pada tahap keempat, tunduk, patuh dan cinta kepada Sang Pemberi nikmat, dengan merenungi melimpah ruahnya nikmat yang Allah berikan, maka umat Islam bisa menyadari betapa besarnya perhatian dan kasih sayang-Nya kepada hambanya.
“Allahlah ar-Rahman, Maha Pengasih, Dialah ar-Rahim, Maha Penyayang, Dialah al-Wadud, Maha Pencinta, Dialah al-Wahhab, Maha Pemberi nikmat. Menyadari berbagai fakta ini akan menumbuhkan perasaan tunduk, patuh dan cinta dalam diri setiap umat Islam kepada Allah,” imbuhnya.
Pada tahap terakhir mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan yang disukai Sang Pemberi nikmat yaitu dengan memanfaatkan setiap detik dari bulan Ramadhan untuk menaati Allah sejalan dengan aturan Allah. Sebab Dialah yang memberikan nikmat tersebut.
Afrizal Sofyan menambahkan, dalam al Qur’an dan Hadits Rasululullah, Allah menjelaskan berbagai aturan pemanfaatan Ramadhan dengan berbagai jenis amalan dan ibadah sebagai wujud mensyukuri nikmat umur yang diberikanNya selama Ramadhan, dengan catatan semua amalan dan ibadah yang ditunaikan harus memenuhi dua syarat.
Yaitu niatnya ikhlas karena Allah, dan pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
“Ketika kita sudah mensyukuri nikmat Ramadhan yang Allah berikan ditahun ini dengan mengunakannya sesuai dengan ketentuan yang Allah tetapkan, maka kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan dalam kehidupan, yaitu, mendapatkan keselamatan dari azab atau siksa neraka, mendapatkan keridhaan dan hidayah khusus dari Allah Swt,” pungkas Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Syariah Ibnu Sina Aceh Besar ini. (Sayed M. Husen)