Sang Murabbi Semesta Alam
Sebenarnya al-Ghazālī tidaklah total anti filsafat, yang pada waktu itu merupakan “induk pengetahuan” dalam pengertian mencangkup metafisik dan fisik. Itulah mengapa karyanya itu tidak dinamakan dengan Tahāfutul Falsafah (Inkohensi Filsafat), tetapi ia menamakan karyanya Tahāfutul Falāsifah (Inkoherinsi Filosof).
Yang rancu, bagi al-Ghazālī, bukanlah filsafat tetapi kaum filosof (falāsifah), dalam hal ini yang ia maksudkan dengan kaum filosof adalah al-Farabī dan Ibn Sinā. Penekanan al-Ghazālī sebenarnya adalah umat Islam tidak boleh menggantikan metafisika al-Qur’an dan Sunnah dengan metafisika Yunani. Wahyu monotisme tidak boleh ditukar dengan mitos politeis.
*Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry