BANDA ACEH– Ulama muda Aceh yang juga alumnus Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Ustaz Masrul Aidi Lc menyampaikan bahwa terdapat kebiasaan pelaksanaan ibadah Shalat Isya dan tarawih di Aceh yang terkesan terburu-buru, karena sangat berdekatan waktunya dengan momen buka puasa dan Shalat Maghrib.
Masrul Aidi menyarankan agar azan Isya bisa ditunda selama satu jam untuk agar ada waktu jeda sejenak usai berbuka puasa.
Karenanya, diharapkan kepada masjid-masjid utama di Aceh, terutama Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan masjid agung di kabupaten/kota, untuk mengumumkan pelaksanaan azan Isya pada pukul 21.00 WIB atau pukul 9 malam, dan ini dapar dimulai dari Ramadhan 1445 Hijriah tahun ini.
“Agak terburu-buru jika azan Isya dalam bulan Ramadhan dilakukan pada pukul 20.00 WIB. Tidak ada larangan jika azan Isya dilakukan pada pukul 21.00 WIB, bahkan lebih maslahat,” ujar Ustaz Masrul Aidi dalam ceramah di hadapan jurnalis pada acara Meugang Bersama Anak Yatim yang digelar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di Aceh Besar, Ahad (10/3/2024).
“Tujuannya adalah agar jamaah memiliki persiapan waktu yang memadai untuk berangkat ke masjid guna melaksanakan Shalat Isya dan Tarawih dengan khusyuk,” katanya.
Ditambahkannya, di antara karakteristik utama Shalat Tarawih adalah santai, senang, dan tak boleh buru-buru.
“Jika perlu ada jeda untuk minum atau ngopi di sela-sela empat rakaatnya,” papar ulama yang dikenal gaul dengan semua kalangan ini.
Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keueung Aceh Besar ini menjelaskan, di dayah-dayah di Aceh sudah terbiasa dengan pelaksanaan azan Isya pada pukul 9 malam. “Pastinya tidak ada bid’ah,” katanya.
“Bahkan, di Masjidil Haram Mekkah sendiri selama bulan Ramadhan, azan Isya malah dilambatkan satu jam dibandingkan bulan lainnya,” ungkap Masrul Aidi. (IA)