Allahyarham Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Dr. Tgk. Hasan Muhammad Di Tiro
Banda Aceh – Memperingati 10 tahun Haul Allahyarham Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Dr. Tgk. Hasan Muhammad Di Tiro, Tgk. Malik Mahmud Al Haytar yang saat ini selaku Wali Nanggroe Aceh X mengajak para pejuang dan segenap rakyat Aceh untuk melanjutkan cita-cita perjuangan.
“Saya mengimbau kepada para perjuang dan segenap bangsa Aceh untuk melanjutkan perjuangan yang telah beliau (almarhum Dr. Tgk. Hasan Muhammad Di Tiro) wariskan kepada kita 44 tahun yang lalu, sehingga suatu saat tercapai cita-cita perjuangan Aceh, Insya Allah,” kata Tgk. Malik Mahmud, dalam keterangannya, Rabu (3/6).
Tgk. Malik Mahmud, yang semasa hidup Wali Nanggroe Dr. Tgk. Hasan Muhammad Di Tiro menjabat sebagai Perdana Menteri GAM mengingatkan bahwa hari ini tanggal 3 Juni 2020 adalah hari yang bersejarah.
Di mana 10 tahun lalu bangsa Aceh kehilangan tokoh besar, pemimpin besar Aceh, yang wafat pada 3 Juni 2010 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
“Beliau telah mengerakkan Bangsa Aceh untuk melakukan perjuangan kesejahteraan dan kemuliaan Bangsa Aceh. Dalam periode ini sesuai basis kesepakatan damai MoU Helsinki 2005. Dan beliau telah meninggalkan kepada kita warisan roh perjuangan bangsa Aceh yang belum lagi selesai sepunuhnya,” sebut Tgk. Malik Mahmud.
“Perjuangan Bangsa Aceh belum selesai,” kata Tgk. Malik Mahmud mengingatkan.
“Kita berdoa kepada Allah SWT semoga beliau (Dr. Tgk. Hasan Muhammad di Tiro) menjadi ahli surga bersama-sama dengan para syuhada bangsa Aceh di masa lalu. Aamiin ya rabbal ‘alamin,” pintanya.
Dr. Teungku Hasan Muhammad Di Tiro, MS MA LL.D Ph.D. (lahir di Tiro, Pidie, Aceh, 25 September 1925 –meninggal dunia di Kota Banda Aceh, 3 Juni 2010 pada usia 84 tahun) adalah deklarator Gerakan Aceh Merdeka, sebuah gerakan yang berusaha memperjuangkan kemerdekaan Aceh dari Indonesia. Gerakan tersebut resmi berdamai lewat perjanjian Helsinki pada 2005 dan melucuti senjata mereka.
Hasan dianggap “wali”, karena keturunan ketiga Teungku Chik Muhammad Saman Di Tiro, pahlawan nasional Indonesia yang memimpin perang melawan Belanda pada tahun 1890-an. (IA)