INFOACEH.NET, ACEH TIMUR — Sebanyak 32 nelayan asal Aceh Timur dipulangkan dari Bangkok Thailand melalui Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada Jum’at malam, 31 Mei 2024 pukul 19.55 Wib.
Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman ikut menjemput, didampingi Sub Koordinator Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana Perikanan DKP Aceh, Sekretaris Dinsos Aceh, Kabid Lindjamsos dan Sub Koordinator PSKBS Dinsos Aceh serta Kantor Perwakilan Aceh di Medan.
Penjemputan turut dihadiri Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman (Haji Uma), perwakilan Direktorat PWNI Kemenlu, Perwakilan KBRI Bangkok dan Perwakilan Direktorat Tindak Pidana Pelanggaran (TPP) KKP RI.
Sebelumnya, proses repatriasi (pemulangan) ini sudah dikoordinasikan melalui beberapa kali pertemuan baik secara luring maupun daring dengan berbagai pihak, di antaranya Direktorat PWNI Kemenlu RI, Direktorat TPP PSDKP, Direktur KAPI KKP, KBRI Bangkok, KRI Songkla, Pangkalan PSDKP Lampulo, Stasiun PSDKP Belawan, Dinsos Aceh, Baitul Mal Aceh dan Pemkab Aceh Timur serta DKP Aceh sendiri.
Sehingga disepakati dan diperoleh persetujuan agar pemulangan dari Bangkok Thailand ke Indonesia dapat dilakukan langsung melalui bandara Kualanamu Medan Sumut dengan pertimbangan lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya dari Medan, Tim Pemerintah Aceh yang difasilitasi Dinsos Aceh mengantarkan ke 32 Nelayan tersebut ke Kabupaten Aceh Timur yang akan diterima oleh Pemkab Aceh Timur dan diserahkan langsung ke keluarganya masing-masing.
Aliman menyampaikan, 32 nelayan ini merupakan bagian dari 41 nelayan Aceh yang diamankan oleh Pemerintah Thailand karena melewati batas perairan pada 8 Oktober 2023 menggunakan kapal KM. Kambiastar, KM. Rahmat Jaya, dan KM Ikhlas Baru.
Dimana 35 orang telah dibebaskan pada 24 April 2024 lalu, dan 2 orang di antaranya telah dipulangkan pada 26 April 2024. Sedangkan 6 orang lagi masih menjalani masa tahanannya dan 1 orang gagal dipulangkan pada 31 Mei 2024 atas nama Jafarudin dikarenakan adanya perbedaan data di Songkhla dan Bangkok.
Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Aliman menyampaikan agar para nelayan dapat mematuhi ketentuan dalam melakukan penangkapan ikan di laut.
Kapal harus memiliki dokumen perizinan dan mendapatkan persetujuan berlayar dari Syahbandar di Pelabuhan Perikanan.
Memperhatikan batas perairan dan menghindari melakukan penangkap ikan di luar wilayah perairan Indonesia tanpa izin, sehingga tidak terulang kembali peristiwa tertangkapnya nelayan Aceh di luar negeri.
Hal ini bisa berdampak sangat fatal karena akan menerima sanksi yang lumayan berat seperti nelayan yang masuk wilayah Songkla Thailand pada peristiwa lalu, begitu juga pada negara-negara lain yang berdampak kepada kurungan badan atau denda dan armada penangkapan disita.
“Semoga para nelayan tetap dapat mengendalikan diri bersama awak kapal dalam mengarungi lautan bebas untuk mencari rezeki dengan tetap mempedomani ketentuan dan peraturan yang berlaku,” harapnya.
Atas nama Pemerintah Aceh Aliman menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Direktorat PWNI Kemenlu RI, Dirjen PSDKP KKP serta seluruh jajarannya, KBRI Bangkok, KRI Songkla, PSDKP Stasiun Belawan, PSDKP Lampulo, Dinsos Aceh, Baitulmal Aceh, Anggota DPD-RI Asal Aceh H Sudirman Haji Uma, Pemkab Aceh Timur, Toke boat dan kepada semua pihak yang telah membantu pemulangan nelayan asal Aceh Timur ini dari Bangkok Thailand sehingga tiba di Tanah Air dengan lancar dan selamat.
“Semoga koordinasi dan kolaborasi yang telah terjalin dengan baik ini dapat terus berjalan dalam komunikasi dan silaturrahmi yang efektif dalam rangka pelaksanaan tugas dan pengabdian demi kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya. (ICHSAN)
Editor:
Muhammad Saman