Kadis Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, Iskandar Syukri
Banda Aceh —- Lebih dari 74 ribu masyarakat Aceh mendaftarkan diri sebagai penerima Kartu Prakerja, program yang dibuat pemerintah pusat bagi mereka yang terdampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Kadis Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, Iskandar Syukri, mengatakan, pihaknya akan merampungkan proses seleksi administrasi untuk kemudian dikirimkan sebagai calon penerima ke Kementerian Ketenagakerjaan.
“Sampai tanggal 4 April kemarin ada 63.200 nama yang telah kita kirimkan. Belakangan sampai tanggal 8 April masuk lagi datanya sebanyak 11 ribu orang,” kata Iskandar Syukri di Banda Aceh, Sabtu (11/4).
Iskandar mengatakan pihaknya tengah menyeleksi 11 ribu data sisa masyarakat Aceh yang telah mendaftarkan diri. “Kita sedang validasi kembali data yang baru masuk, karena banyak juga data yang double dan sebagiannya dari luar Aceh,” ungkap Iskandar.
Per hari Senin (13/4) nanti, data final sekitar 11 ribu sisa calon penerima bantuan asal Aceh tersebut akan dikirimkan ke pemerintah pusat. Nantinya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan akan menyeleksi kembali berkas dari calon penerima tersebut.
“Berapa pun yang mendaftar kita tetap kirim. Karena nanti akan diseleksi kembali di Jakarta. Bisa jadi 10 persen dari keseluruhan yang kita kirim akan berkurang lagi,” jelas Iskandar.
Bagi mereka yang lolos seleksi di tingkat pusat, pemerintah akan memberikan pelatihan secara online selama empat bulan. Sesuai hasil seleksi, penerima akan dipilah sesuai kompetensi bidang, bakat dan minat.
Dikutip dari lama prakerja.go.id, pemerintah menggandeng 8 platform sebagai mitra kerja dari program prakerja tersebut. Diantaranya Tokopedia, Bukalapak, Skill Academy, Kemnaker, Pintaria, Pijar, Sekolah.mu dan MauBelajarApa.
Masyarakat berumur minimal 18 tahun dan khususnya mereka yang terdampak penyebaran Covid-19 akan mendapatkan pelatihan dari salah satu platform ini selama empat bulan. Usai pelatihan secara online, mereka akan mendapatkan sertifikat elektronik.
Salah satu keuggulan program ini adalah masyarakat akan mendapatkan insentif Rp600.000 per bulan selama 4 bulan setelah menyelesaikan pelatihan online tersebut. Bukan hanya itu, ada 3 survey yang perlu diisi usai pelatihan dan masyarakat juga akan mendapatkan insentif Rp50.000 untuk setiap survey.
Secara total setiap peserta akan mendapat Rp3.550.000 dengan rincian bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif pascapelatihan sebesar Rp600.000 per bulan (untuk 4 bulan) dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp50.000 per survei (3 kali survei). (m)