Abaikan Nasib Rakyat, Dukungan Nasir Djamil ke Bakri Siddiq Kembali Jadi Pj Wali Kota Disesalkan
BANDA ACEH — Dukungan Anggota DPR RI asal Aceh dari PKS Nasir Djamil yang terkesan begitu menginginkan Bakri Siddiq ditunjuk kembali sebagai Pj Wali Kota Banda Aceh disesalkan karena dinilai melukai hati masyarakat Banda Aceh.
Sekretaris Umum Brigade Nasional Provinsi Aceh Delky Nofrizal Qutni mengatakan, pernyataan Nasir Djamil sebagai seorang anggota DPR RI keliru dan bahkan sarat kepentingan belaka, tanpa memperhatikan nasib rakyat Banda Aceh sesungguhnya.
“Masa pemerintahan di bawah kepemimpinan Bakri Siddiq, kota Banda Aceh sangat amburadul,” kata Delky dalam pernyataannya, Sabtu (8/7).
Delky mengatakan setahun Bakri Siddiq menjadi Pj Wali Kota Banda Aceh terbukti membuat masyarakat Kota Banda Aceh menjerit. Mulai dari ASN dan tenaga kontrak yang tak dibayarkan tunjangannya hingga 5 bulan, rekanan bahkan buruh bangunan yang tak diselesaikan haknya hingga saat ini sudah memasuki triwulan ketiga padahal pekerjaannya sudah diselesaikan tahun 2022.
Belum lagi lagi sejumlah janji yang tak kunjung dipenuhi baik itu bonus sebesar Rp 887 juta kepada petugas kebersihan, maupun bonus untuk para atlet pemenang PORA Rp 20 juta per orang. Ini semestinya menjadi pertimbangan bagi Nasir Djamil sebagai perwakilan rakyat sebelum mendorong Bakri Siddiq agar menjabat lagi di tahun kedua.
“Nasir Djamil punya gaji dan fasilitas negara sebagai Anggota DPR RI yang luar biasa dari negara, jadi dia tidak pikirkan bagaimana jeritan rakyat yang saat ini tak pedulikan hak-haknya ketika Bakri Siddiq selama setahun berkuasa,” katanya.
Selain itu, penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh selama Bakri Siddiq juga absurd dan dinilai salah asuh.
Hal ini dapat dilihat dari pergaulan bebas yang semakin memprihatinkan, penegakan syariat islam tanpa ketegasan dan hanya mengedepankan sebatas pencitraan.
Bahkan, lebih memilukan Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Bakri Siddiq mencatat rekor baru peningkatan kasus HIV/AIDS yang signifikan, tercatat pada Februari 2023 berdasarkan data ditemukan 198 kasus terdiri atas 161 penderita HIV dan 37 penderita AIDS.