LHOKSEUMAWE — Civitas Akademika Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe ikut menyatakan keprihatinan terhadap kondisi politik yang terjadi secara nasional menjelang Pemilu 2024.
“Hari ini kita menyuarakan bahasa kebebasan dari Akademik seperti yang diatur di dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 tahun 2012, bahwa Mimbar Akademik dijamin oleh Undang-Undang. Karena itu, kami akan membacakan Petisi Deklarasi terkait dengan Krisis Politik yang terjadi menjelang Pemilu 2024,” kata Dosen Ilmu Antropologi Unimal, Teuku Kemal Fasya MHum di Lhokseumawe, Senin siang (5/2/2024).
Sivitas akademika Unimal juga menggelar Deklarasi Maklumat tentang Penyelamatan Reformasi dan Demokrasi Nasional, di area Kampus Bukit Indah (BI), Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
“Atas dasar itulah, kami para Akademisi Universitas Malikussaleh ikut menyatakan keprihatinan atas keberlangsungan politik bangsa ini,” tambah Koordinator Deklarasi, Kamaruddin Hasan, dalam aksi tersebut.
Akademisi Unimal sebagai bagian dari gerakan menengah intelektual menyerukan sebagai berikut:
Mengharapkan Pemerintah menangkap suara kebatinan bangsa Indonesia yang menginginkan bersikap netral dan menjaga pranata hukum dan pemerintahan hingga jajaran terendah agar tidak terjebak pada sikap partisan di Pemilu 2024 ini.
Mengharapkan TNI/Polri tetap setia pada NKRI dan menjunjung tinggi kehormatan dan bangsa dengan menjaga sekuat mungkin keamanan dan pertahanan nasional. Hal ini sesuai dengan sumpah jabatan Pegawai Polisi dan Sumpah Prajurit Sapta Marga sebagai Patriot dan Pembela Ideologi Negara.
Mengharapkan kepada Penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) beserta jajaran dibawahnya hingga level ad hoc untuk bekerja secara profesional dan adil. Sesuai dengan harapan KPU menjadikan “Pemilu 2024 sebagai sarana Integrasi Bangsa” dan Tagline Bawaslu “Menegakkan Keadilan Pemilu”.
Mengharapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Aceh, untuk menjaga kondusivitas, dengan terus menyuarakan semangat penyelamatan Reformasi dan Demokrasi yang telah menjadi cita-cita para reformis 1998. Cita-cita Reformasi terlalu mahal untuk digadaikan demi kepentingan pragmatis Pemilu 2024. Jangan lagi mundur ke belakang dan perkuat sendi kebangsaan dengan nilai-nilai demokrasi yang kita gali dari nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Mengharapkan kepada rektor di seluruh Indonesia baik kampus negeri atau swasta untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa agar dapat memilih secara cerdas dan bertanggung jawab demi kelangsungan demokrasi yang kita perjuangkan selama ini. Pilihan cerdas akan menyelamatkan republik ini dari polarisasi dan disintegrasi bangsa.
Kepada masyarakat Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih, gunakan hak pilih Anda pada Pilpres dan Pileg secara mandiri dan sesuai dengan hati nurani. Tidak ada seorangpun yang mengatur dan menggiring pilihan karena hal itu tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang kita perjuangkan dan nilai-nilai Pancasila yang kita anut.
Hanya Tuhan yang maha kuasa saja yang berhak mencabut hak asasi kita, dan kepada-Nyalah kita berserah diri.
Komunike Sivitas akademika Universitas Malikussaleh ditandatangani oleh Kamaruddin Hasan (Koordinator Deklarasi), Suadi (Juru Bicara Deklarasi), Teuku Kemal Fasya, Teuku Zulkarnain, Ibrahim Chalid, Bobby Rahman, Abdullah Akhyar Nasution, Zulfadli Ilmard, Taufik Abdullah, Zulnasri, A. Ikhsan Kamil, Muntasir, Teuku Muzaffarsyah, Nazaruddin, Iromi Ilham, Muhd. Fahruddin Alawi, Muhammad Authar ND, Sofyan Jafar, Zainal Abidin Badar, Fatahillah dan Yulius Rief Alkhaly. (IA)