TAK ada yang berubah dari lelaki yang kini menginjak bentang usia 75 tahun itu. Ia bercerita apa adanya, kadang berujung tawa kadang malah nyaris berakhir dengan derai air mata.
Inilah momen testimoni tentang cikal bakal kuburan massal tsunami di Gampong Siron Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, yang kini bersemayam sekitar 45 ribu lebih jasad syuhada tsunami.
Ya…itulah ciri yang abadi seorang Rusli Muhammad yang akrab disapa Pak Camat Rusli, walau ia telah menyandang rangkaian jabatan hingga menjadi seorang Pj Bupati.
Kala tsunami meluluhlantakkan Aceh akhir 2004 silam, Rusli Muhammad menjabat sebagai Pj Bupati Aceh Besar. Lelaki ini bersama Adc (ajudannya) Muhammad Iswanto yang kini telah menjadi Pj Bupati Aceh Besar, benar-benar total dalam menyikapi bencana dimaksud.
Nyaris 24 jam, Pak Rusli bersama sang ajudan berkutat di bundaran Lambaro, tempat sekitar 25.000 lebih jasad korban tsunami bergelimpangan.
Bersama masyarakat sekitar dan para staf, pria yang terkenal ceplas ceplos itu mengawasi jasad para syuhada tsunami yang berdatangan bagai air bah ke Bundaran Lambaro.
Bahkan Pak Rusli yang di ambang batas kekuatan fisik dan pikiran itu, sempat memburu anjing liar yang mulai mendekati jasad korban tsunami.
Di sisi lain, Pj Bupati Aceh Besar tersebut juga dihadapkan dengan tatapan kosong para warganya yang menjadi korban terdampak tsunami. Mereka kehilangan segalanya, anak, istri, suami atau kerabat dekat lainnya, hingga rumah yang tersapu mega gelombang.
Benar-benar tak ada pilihan untuk seorang Rusli Muhammad yang didampingi secara melekat oleh sang ajudan, Muhammad Iswanto.
Menyikapi tatapan nanar warganya yang mulai dilanda haus dan lapar pasca tsunami, sebagai Pj Bupati Aceh Besar kala itu, Rusli nekat memerintahkan petugas gudang Dolog untuk membuka gudang guna menyalurkan beras bagi korban terdampak tsunami.
Sebuah tindakan berani yang mendapat pujian banyak khalayak, karena menjadi langkah tepat dalam kondisi post majeur.
Rusli Muhammad terus bergerak dari satu titik ke titik lain untuk mengevakuasi jasad bersama rakyatnya, dari himpitan reruntuhan bangunan hingga di pinggir jatuhan gelombang dahsyat.
Rasanya hanya orang dengan nyali baja yang mampu melakoni situasi yang paling buruk sepanjang sejarah peradaban manusia itu.
Dalam testimoni di ajang Z
zikir dan doa untuk korban tsunami di Kuburan Massal Tsunami Siron, Kamis (26/12/2024), Rusli Muhammad mengilas balik bagaimana muasal dari lokasi makam syuhada tsunami di Gampong Siron tersebut.
Menurutnya, lokasi itu adalah bekas reklamasi dari alur Krueng Aceh yang dinormalisasi.
Ketika sungai itu diluruskan, bekas alur itu ditimbun dengan material galian dari pelurusan Krueng Aceh.
“Di hari ketiga pasca tsunami, Ketua PMI Pak Mar’ie Muhammad datang ke Aceh. Lalu kami berembuk bersama Pak Plt Gubernur Aceh, Azwar Abubakar, dan kami akhirnya menyepakati lokasi ini,” kata Rusli sambil menunjuk ke arah kuburan masal Siron.
Berkat saling mengerti, sebuah alat berat beko didapat dari Yahmu (seorang pengusaha konstruksi Aceh Besar), namun sang sopir telah meninggal dunia akibat tsunami.
Belakangan, Rusli menghubungi kernet beko yang tiba-tiba diminta menjadi sopir beko, walau ia belum begitu paham tentang mengemudi beko.
“Saat kita dapat beko dan sopir, masalah lain datang, yakni bahan bakar minyak yang tak ada. Kami menghubungi Pak Dandim Aceh Besar kala itu, alhamdulillah semuanya klir,” kata Rusli.
Namun hal yang paling penting lagi adalah proses pemakaman ribuan jasad yang tentu saja tak mungkin dimandikan secara orang per orang. “Kami akhirnya mendapat petunjuk teknis ke syar’ian dari Abu Mamplam Golek dan proses pemakaman yang sesuai dengan tuntunan syariat pun dimulai.
Konvoi yang melibatkan ratusan truk pembawa jasad kemudian bergerak ke pemakaman di Siron.
“Bukan hanya dari bundaran Lambaro, namun juga dari tempat tempat lain, karena pemakaman korban tsunami di Siron adalah yang pertama dibuka,” ujar Rusli Muhammad.
Cerita dari saksi hidup dan pelaku langsung dari upaya penyelamatan korban dan jasad tsunami itu benar-benar mengaduk aduk emosi jamaah zikir
Konon lagi saat Rusli Muhammad yang terkenal tegar itu tampak menahan tangis saat bercerita. Rusli telah memberi contoh apa adanya tentang sebuah upaya di masa kedaruratan pasca tsunami, termasuk ‘membobol’ gudang Bulog demi mengantisipasi puluhan ribu rakyatnya yang lapar.