Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar bersama Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman saat meninjau banjir di kawasan Neusu
Banda Aceh — Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) dan Pemerintah Kota Banda Aceh sepakat mengalokasikan anggaran khusus untuk pembangunan saluran drainase dan pembangunan ruas jalan di Neusu menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus) pada 2021.
Kesepakatan ini merupakan dorongan dari DPRK Banda Aceh agar pemko mengambil langkah-langkah antisipatif terkait banjir yang melanda ibu kota Provinsi Aceh.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, usai meninjau langsung kondisi banjir di salah satu gampong di Banda Aceh, yakni di Gampong Neusu Aceh, Kecamatan Baiturrahman
Menurut Farid, banjir dan genangan air yang terjadi di kawasan Neusu Jaya Banda Aceh sudah sering terjadi. Penyebab utamanya, selain karena badan jalan yang lebih rendah dan saluran air di ruas kiri kanan jalan yang sudah tidak berfungsi dengan baik, diperparah dengan tersumbatnya saluran tersebut oleh sampah.
“Kita mendorong pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan atau peningkatan badan jalan dan juga pembuatan saluran drainase dari dana Otsus, tidak hanya untuk jangka pendek, tapi juga untuk jangka panjang,” kata Farid yang didampingi Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Wakil Ketua I DPRK, Usman, dan Anggota Komisi III DPRK, Irwansyah.
Menurut Farid, hal itu perlu dilakukan dengan pertimbangan bila kondisi darurat atau kondisi buruk terus terjadi nantinya sudah siap untuk diantisipasi, terutama beberapa jalan protokol di Banda Aceh termasuk Jalan KH Ahmad Dahlan dan kawasan pusat kota, mengingat curah hujan yang cukup tinggi dan termasuk di kawasan Neusu tersebut digenangi air dengan parah.
Oleh karena itu, kata Farid dibutuhkan kerja sama dari masyarakat untuk membersihkan saluran dan menggalakkan kembali budaya gotong royong. Dengan adanya kerja sama yang baik antara warga dengan pemerintah kota, ia yakin permasalahan banjir dan genangan air tersebut bisa diatasi.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, yang juga ikut meninjau banjir di kawasan Neusu tersebut mengatakan, dirinya turut merasa prihatin atas kondisi banjir yang menerjang Kota Banda Aceh di samping disebabkan oleh kondisi alam akibat curah hujan selama dua hari ini.
“Kondisi ini mengakibatkan air meluap, sungai juga ikut meluap dan bersamaan air pasang sehingga pintu air tidak bisa dibuka,” kata Aminullah.
Aminullah menjelaskan, pintu air baru dibuka sekitar pukul sembilan pagi. Jika pintu air terlalu cepat dibuka, dikhawatirkan air sungai akan meluap ke permukiman warga.
“Kita harap kepada DPRK untuk terus melihat situasi seperti ini, supaya ada perbaikan,” katanya.
Menurut Aminullah, di kawasan Neusu sudah tidak ada masalah lagi, kalaupun terjadi hujan, air langsung surut karena air sungainya masih di bawah permukaan kawasan. Namun, karena kondisi hujan lebat yang turun bersamaan dengan air pasang seperti ini maka perlu penyempurnaan untuk masa yang akan datang.
“Kita ingatkan juga kepada masyarakat bahwa situasi ini belum tentu aman, diperkirakan cuaca seperti ini sampai hari Minggu akan hujan, jadi harus berhati-hati agar berada di titik-titik kumpul yang ditetapkan oleh gampong dan juga saling membantu antarwarga, dan tolong berikan informasi-informasi untuk mendapatkan bantuan supaya diutamakan keselamatan jiwa, kalau ada harta segera dibawa dan barang-barang ditinggal di rumah dinaikkan ke posisi yang lebih tinggi,” jelas Aminullah. (m)