Menurut hasil penelitian yang dilakukan pada lebih dari 200 orang, gen memegang peranan penting, jika orang harus bertaruh atau berspekulasi. Gen-gen yang terkait punya dampak atas hormon Dopamin, zat kimia yang diproduksi di otak, yang memberikan isyarat perasaan senang dan memotivasi orang untuk mencari imbalannya.
Sudah diketahui bahwa Dopamin punya peranan dalam interaksi sosial, tetapi para peneliti di Universitas Kalifornia, Berkeley mengatakan, studi mereka adalah yang pertama, yang menunjukkan bagaimana gen-gen mengatur cara Dopamin berfungsi di otak.
“Penelitian ini menunjukkan, bahwa gen-gen mempengaruhi tingkah laku sosial yang kompleks, dalam hal ini tingkah laku strategis,” kata peneliti utama Ming Hsu, seorang profesor di bidang marketing di sekolah bisnis Haas School, yang termasuk dalam Universitas Berkeley.
Riset melibatkan 217 mahasiswa di Universitas Nasional Singapura. Genom mereka dipindai, dan dicari 700.000 variasi gen. Kemudian, peneliti menempatkan fokus pada variasi-variasi tertentu dalam 12 gen yang terkait dalam pengaturan Dopamin.
Meneliti Otak
Mereka mempelajari otak para mahasiswa dengan pencitraan resonansi magnetik atau MRI, ketika mereka sedang aktif dalam permainan yang melibatkan persaingan, di mana orang memberikan taruhan lewat komputer melawan orang yang tak dikenal.
Mereka yang lebih mampu memperkirakan cara berpikir pesaing lainnya dan bereaksi atas tindakan orang lain, punya sebuah variasi dalam tiga gen yang mempengaruhi bagaimana Dopamin berfungsi di dalam bagian tertentu otak, yang disebut ‘medial prefrontal cortex.’
Mereka yang menunjukkan lebih banyak kemampuan dalam cara belajar ‘trial and error” punya variasi dalam dua gen yang terutama mempengaruhi Dopamin dalam bagian striatum pada otak. Peneliti menemukan, peranan gen dalam mengambil keputusan tampak jelas pada orang-orang yang ikut dan lebih konsisten daripada yang diperkirakan para ahli.
“Hasil penelitian kami juga menambah bukti bahwa mekanisme Dopamin mempengaruhi berbagai proses pembuatan keputusan yang berdasarkan pada nilai, baik dalam kondisi sosial maupun non sosial.” Demikian dinyatakan dalam studi yang dipublikasikan dalam The Proceedings dari National Academy of Sciences.