InfoAceh.net, Banda Aceh – Dalam upaya pencegahan wabah Corona atau di Aceh, pemerintah daerah bertindak cepat dengan meliburkan sekolah dan mengurangi aktivitas publik di Aceh selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 16-30 Maret 2020.
Namun sayang, langkah yang diambil pemerintah, yang berencana menghindari keramain, warga Aceh justru beramai-ramai memenuhi warung kopi (warkop) yang tersebar di seluruh penjuru bumi Serambi Mekkah.
Menyikapi himbauan Pemerintah Aceh tentang cegah virus Corona melalui ibadah, prilaku hidup sehat dan bersih, Ketua Tsunami and Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Khairul Munadi menyebutkan, social distance atau pembatasan kontak pada masyarakat yang diberlakukan pemerintah ini tidak akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti dengan social compliance atau kepatuhan sosial dari masyarakat.
Bila hal ini terus terjadi maka sangat dikhawatirkan nantinya warung kopi akan menjadi lokus baru penularan virus COVID-19.
“Untuk itu kita perlu bahu-membahu agar warga Aceh yang memang gemar minum kopi tidak tertular penyakit berbahaya ini,” ujar Khairul, Selasa (17/3).
Peneliti Cluster Human Security TDMRC yang juga dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah, Dr. Ichsan menyebutkan, COVID-19 ini penyakit yang bersifat high infectivity & low mortality, dan masyarakat diimbau tidak panik, namun tetap waspada.
Waktu 14 hari itu adalah masa inkubasi virus Corona ini, artinya jika dalam masa 14 hari ini tidak muncul gejala penyakit, maka dipastikan negatif COVID-19.
TDMRC menghimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah bersama keluarga kecuali untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak. Jika harus berada di tempat umum seperti warung kopi, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan dengan teliti dan hati-hati.
Dalam upaya mendukung himbauan pemerintah ini, TDMRC Unsyiah melalui cluster human security-nya membagi sembilan tips efektif cegah penularan COVID-19 di warkop.
Pertama, tidak bersalaman. Adat dan budaya orang Aceh yang ramah terhadap teman dan kenalan adalah hal baik, namun untuk sementara waktu sebaiknya bersalaman tidak dilakukan demi mencegah penularan COVID-19.
Kedua, tidak menyentuh mata, hidung dan mulut. Virus Corona penyebab COVID-19 ini tidak bisa masuk ke dalam tubuh melaui kulit manusia, dia hanya bisa menyebabkan penyakit jika masuk melalui mata, hidung dan mulut. Oleh sebab itu, jangan sentuh ketiga organ ini selama berada di warkop atau tempat umum lainnya.
Ketiga, cuci tangan dua kali. Cara efektif memutus rantai penularan COVID-19 ini dengan mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air mengalir. Lakukan hal baik ini minimal dua kali, yaitu saat tiba dan meninggalkan warkop.
Keempat, tidak menggunakan serbet/kain lap tangan yang tersedia di warkop. Serbet/kain lap yang tersedia di warkop dipakai oleh banyak orang, hindari menggunakan ini. Gunakan tissue meja yang tersedia atau jika tidak tersedia lebih baik tidak usah di lap.
Kelima, etika ketika bersin dan batuk. Bersin dan batuk adalah cara penularan COVID-19 paling utama. Hindari orang yang bersin atau batuk. Jika Anda bersin atau batuk, gunakan tissue untuk menutup mulut dan hidung, lalu langsung buang tissue tersebut ke tempat sampah.
Keenam, memesan makanan sehat. Demi menjaga kondisi tubuh tetap fit dan sehat, pesanlah makanan sehat. Hindari gorengan dan makan yang banyak mengandung micin atau penyedap.
Ketujuh, mempersingkat waktu kunjungan. Masa inkubasi virus ini adalah 14 hari maka hal terbaik, tidak berkunjung ke warkop dalam 14 hari ke depan. Terutama bagi Anda yang berusia di atas 60 tahun (lansia). Namun jika kunjungan tidak bisa dihindari maka alternatifnya untuk sementara waktu mempersingkat masa kunjungan.
Delapan, jika sakit tidak ke warkop. Jika Anda merasa sakit atau kurang enak badan, maka pilihan bijak adalah untuk sementara tidak berkunjung ke warkop.
Sembilan, menjaga daya tahan tubuh. Mengonsumsi makanan bergizi, olahraga dan istirahat yang cukup adalah cara terbaik menjaga agar tidak tertular vitud COVID-19.
(MHD/CSP)