Dipaksa Jadi Scammer, 3 Warga Aceh Korban Perdagangan Orang di Laos Dipulangkan
Infoaceh.net, BANDA ACEH — Sebanyak 3 warga Aceh kembali menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) mereka dipekerjakan sebagai scammer di Laos.
Ketiga korban yaitu HP (26), RM (19) asal Bireuen, dan AS (27) asal Lhokseumawe.
Ketiganya juga sudah dipulangkan ke Aceh melalui Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, pada Selasa (18/2/2025).
“Apa yang dialami oleh ketiganya diketahui setelah keluarga korban melaporkan langsung kepada saya,” kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh Sudirman atau Haji Uma,, Kamis (20/2/2025).
Haji Uma menyebutkan, ketiga korban berhasil melarikan diri dari perusahaan tempat mereka dipekerjakan sebagai scammer di Laos hingga sampai ke Imigrasi.
Scammer adalah orang yang melakukan upaya penipuan. Biasanya dilakukan secara individu, berkelompok, atau perusahaan melalui internet dengan berkedok penjualan suatu produk, penipuan pinjaman, penawaran hadiah, kerja sama yang menjanjikan, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Haji Uma menyebutkan, dirinya langsung berkoordinasi dengan Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Laos.
“Alhamdulillah, setelah kita berkoordinasi dengan pihak Kemenlu dan KBRI di Laos, mereka kemudian melakukan komunikasi dengan pihak Imigrasi Laos untuk langkah proteksi korban. Sehingga ketiganya dapat dipulangkan dan tiba di Bandara Kuala Namu, Selasa lalu,” ujarnya.
Haji Uma menceritakan, menurut keterangan korban, mereka sudah bekerja di Laos sekitar 5 bulan dan diperkerjakan sebagai scammer secara paksa serta kerap mendapatkan tindak kekerasan.
Karena tidak tahan lagi, mereka kemudian memutuskan untuk melarikan diri dari tempat kerjanya.
Keputusan itu juga dikarenakan paspor yang sebelumnya ditahan perusahaan telah dikembalikan lantaran adanya razia dari pihak otoritas setempat.
“Kondisi itu dimanfaatkan oleh ketiga korban untuk melarikan diri,” tuturnya.
Dijelaskan Haji Uma, modus keberangkatan ketiga korban ke Laos masih sama seperti kasus-kasus sebelumnya, yaitu mereka mendapatkan informasi adanya peluang kerja di Laos dari media sosial.