Pengamat ekonomi Aceh dan Akademisi Unsyiah, Rustam Effendi
Banda Aceh — Pengamat ekonomi Aceh yang juga Akademisi Unsyiah, Rustam Effendi melayangkan surat terbuka untuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) setelah mencermati kondisi terakhir Aceh dalam situasi darurat terkait upaya pencegahan penyebaran wabah Coronavirus Disease (Covid-19).
Rustam mengajak Anggota DPRA untuk segera menyisihkan sebagian dana pokok pikiran (Pokir) yang dimiliki anggota dewan dalam APBA 2020 (jika ada dialokasikan Dana Pokir), untuk menambah jumlah anggaran pencegahan/penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Aceh.
Selain itu, Anggota DPRA juga diminta mengajak dan meminta pihak eksekutif, yakni Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan jajarannya, untuk segera menyalurkan dana kompensasi tersebut, khususnya bagi masyarakat dan para pelaku usaha kecil-mikro yang terimbas/terkena dampak COVID 19, termasuk akibat pemberlakuan maklumat jam malam.
“Kami membaca maklumat, bahwa Ketua DPR Aceh, Dahlan Jamaluddin ikut menandatangani Kesepakatan Bersama Forkopimda tentang Pemberlakuan Jam Malam. Ini artinya, Anggota DPR Aceh sudah terwakili dengan sikap Ketua DPR Aceh. Tapi, perbedaan sikap dan pendapat yang ditunjukkan tentang hasil kesepakatan tersebut di beberapa media justru menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat. Sebaiknya, seluruh Anggota DPR Aceh tidak berbeda sikap dan pendapat dengan Ketua DPR Aceh mengenai pemberlakuan jam malam tersebut agar warga masyarakat tidak semakin resah.
Jika pun ada perbedaan itu, seharusnya sudah dibahas secara intens sebelum maklumat itu ditandatangani. Dan, andai pun ada masukan, hendaknya dilakukan pada relaksasi pemberlakuannya yang lebih humanis dan diikuti dengan pengawasan yang ketat,” ujar Rustam Effendi, Jum’at (3/4).
Rustam meyakini, seandainya pemberian Dana Kompensasi tersebut sudah tersalur sesuai harapan, dipastikan respon negatif terhadap kesepakatan ini tidak akan berkembang, melebar dan dijadikan dalih atau kambing hitam, kecuali hanya bagi pihak-pihak tertentu yang cenderung mengabaikan kepentingan keselamatan masyarakat Aceh, yakni membiarkan terancamnya nyawa masyarakat akibat kian merebaknya wabah COVID 19 yang amat berbahaya tersebut.
Rustam mengajak, marilah saatnya kita bersama-sama menyatukan pikiran, sikap, dan langkah konkrit dalam memerangi wabah virus Corona yang sangat mematikan ini. Ingatlah, tidak semua perbedaan itu membawa kebaikan, justru bisa juga menuju pada kemudharatan.
“Sekian saran dari saya selaku warga masyarakat, seorang guru, dan sekaligus abang, kanda, sahabat, dan kolega dari saudara-saudara Anggota DPR Aceh, yang selalu ingin melihat Aceh dan masyarakatnya tetap selamat, maju, dan sejahtera dalam lindungan Allah. Jika ada pihak-pihak yang tidak sejalan dengan pemikiran dan saran saya ini, mohon dipahami dan dimaafkan. Jangan marah ! Salam hormat dan sekaligus prihatin,” pungkas Rustam Effendi yang juga
Guru/Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah Banda Aceh. [*]