Dulu Gebrak Meja dan Bentak Riezky demi Harun Masiku, Kini Hasto Mengaku Lupa
Kesaksian Riezky Aprilia
Saat dihadirkan di persidangan sebelumnya, Rabu (7/5/2025), Riezky membeberkan upaya Hasto yang memaksanya mundur dari pencalegan. Tangis mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu pecah saat menceritakan tindakan sewenang-wenang Hasto yang memintanya mundur demi meloloskan Harun Masiku ke Senayan.
Riezky mengaku pertama kali mendapat permintaan mundur dari mantan rekannya, Saeful Bahri. Permintaan itu disampaikan saat keduanya bertemu di Singapura. Saeful kala itu membawa amplop cokelat berisi fatwa Mahkamah Agung (MA) dan menyebut perintah itu berasal dari Hasto.
“Saksi baru pertama kali ketemu Saeful, bagaimana Saksi bisa meyakini bahwa yang disampaikan Saeful dari Sekjen. Jangan-jangan, kita khawatir nih, Saeful mencatut nama (Hasto), bagaimana Saksi membuktikan bahwa benar ini ada pesan yang disampaikan Saeful setelah dihubungi tadi dari Pak Sekjen?” tanya Jaksa KPK Budhi S. di ruang sidang, Rabu (7/5/2025).
“Dalam percakapan itu, seingat saya, Donny Tri itu bilangnya, ‘Udah, nanti saya yang ngomong ke Sekjen gini’ gitu terus. Masalah faktor kedekatan dengan Sekjen atau atas perintah Sekjen, itu yang saya pahami, based on verbal dari Saeful Bahri dan Donny Tri karena ada percakapan di telepon itu,” jawab Riezky.
Riezky menolak permintaan itu dan langsung mengonfirmasi ke Hasto pada 27 September 2019. Dalam pertemuan tersebut sempat terjadi perdebatan. Riezky merasa Hasto menyalahgunakan jabatannya sebagai sekjen.
Sambil menangis tersedu-sedu, Riezky bercerita, “Waktu itu saya hadir Pak Sekjen, bahwa saya mempertanyakan masalah pelantikan saya. Pelantikan saya, undangan saya. Sempat terjadi dialog pada saat itu, bahwa saya akan diberi undangan apabila saya bersedia mundur. Saya mempertanyakan alasannya apa, apa alasan saya disuruh mundur pada saat itu.”
Ia menegaskan bahwa hanya bersedia mundur jika perintah itu langsung datang dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mendengar itu, Hasto disebut emosi dan menegaskan posisinya di partai sebagai bentuk tekanan. Riezky pun meradang dan mengingatkan Hasto bahwa jabatan partai tidak bisa mengatur takdir seseorang. Ia lantas meninggalkan ruangan usai dilerai oleh politikus PDIP, Komarudin Watubun.