Gerindra Tak Sepakat Revisi Qanun LKS dan Tolak Bank Konvensional Kembali ke Aceh
BANDA ACEH— Fraksi Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menyatakan menolak upaya untuk merevisi Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Gerindra tidak sepakat dengan keinginan dan wacana yang disampaikan oleh Ketua DPRA Saiful Bahri alias Pon Yaya untuk merevisi Qanun LKS dan mengembalikan bank konvensional agar beroperasi lagi di Aceh.
“Kami di Gerindra dari awal tidak sepakat dengan wacana untuk revisi Qanun LKS apalagi sampai mengembalikan lagi bank konvensional untuk dibuka lagi di Aceh. Itu sama dengan membawa Aceh kembali ke jurang riba,” ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRA Abdurrahman Ahmad, kepada Infoaceh.net, Rabu (17/5/2023).
Menurutnya, Gerindra akan menolak dan melawan dengan keras setiap upaya untuk mengembalikan praktik riba di Aceh, di saat Aceh tengah menjalankan sistem ekonomi secara syariah dalam beberapa tahun ini setelah lahirnya Qanun LKS.
Apalagi wacana untuk mengembalikan bank konvensional itu hanya gara-gara pelayanan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami gangguan layanan akibat terjadinya error beberapa hari yang lalu.
Bahkan gangguan layanan yang terjadi pada BSI tidak serta merta harus ditindaklanjuti dengan tindakan merevisi Qanun LKS yang sudah terbentuk diterapkan di Aceh sejak awal tahun 2022.
Karena adanya gangguan BSI itu hanya masalah teknis gangguan dalam pelayanan perbankan syariah, sementara Qanun LKS itu adalah regulasi dalam menjalankan sistem ekonomi syariah di Aceh.
“Masak hanya gara-gara beberapa hari gangguan teknis satu bank syariah yakni BSI, kita mau revisi Qanun LKS sebagai regulasi ekonomi syariah. Kan di Aceh masih banyak bank-bank syariah lain yang beroperasi, kenapa justru ada yang berpikir untuk kembalikan bank konvensional dan hidup bersama riba lagi,” sebut Abdurrahman Ahmad yang juga Sekretaris DPD Partai Gerindra Aceh ini.
Abdurrahman menyebutkan, jangan karena BSI error lalu dijadikan alasan untuk revisi Qanun LKS dan datangkan bank konvensional yang sama-sama diketahui sebagai riba, dimana Allah dan Rasul-Nya telah menyatakan perang kepada pelaku riba.