Banda Aceh — Masyarakat di dua desa dalam Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan yakni Desa Jambo Dalem dan Desa Kapai Sesak, resah dengan kemunculan Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae.
Akibatnya, sejumlah hewan ternak milik warga setempat menjadi korban dimangsa Harimau yang turun gunung akibat habitatnya yang terganggu
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Ariyanto, juga membenarkan kemunculan Harimau di wilayah pemukiman warga di Trumon Timur.
Ia mengatakan penyebab harimau itu turun gunung karena adanya konflik dengan manusia di wilayah tersebut.
“Sementara ini cuma satu ekor yang terdeteksi dari kamera trap yang kita pasang di sejumlah titik konflik,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis, 11 Juni 2020.
Agus menjelaskan, kemunculan Harimau Sumatera mulai terpantau sejak akhir Mei lalu. Petugas BKSDA bersama masyarakat setempat telah turun ke lapangan untuk memantau pergerakan harimau itu.
Ia meminta masyarakat di sekitar kawasan yang kerap muncul binatang dilindungi ini tidak panik karena petugas sudah turun ke lapangan untuk penanggulangan konflik.
“Kita sudah sosialisasikan kepada masyarakat agar membatasi kegiatan berkebun jangan terlalu malam, bepergian jangan sendiri khususnya di wilayah konflik. Pasalnya, kondisi dan situasi saat ini harimau masih ada di sekitaran wilayah tersebut,” ungkap Agus.
Menurut data, sebut Agus, Kabupaten Aceh Selatan menjadi salah satu wilayah yang setiap tahunnya kerap terjadi konflik antara harimau dan manusia.
Ia menilai, habitat harimau itu telah mengalami gangguan sehingga otomatis konflik dengan manusia terjadi.
Misalnya, perkebunan masyarakat yang mulai masuk wilayah dekat pinggiran hutan, melepas hewan ternak tidak dalam wilayah terkontrol, itu juga salah satu konflik mengundang harimau itu turun. (IA)