SIGLI — Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali dibantu personel mengolah lahan bekas tambak milik Polri di Gampong Lhee Meunasah Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, dengan pola produksi garam menggunakan sistem ‘Geomembran’ atau plastik hitam
Kapolres Pidie kepada masyarakat setempat memperkenalkan cara memproduksi garam yang praktis dengan menggunakan ‘geomembran’ dengan memanfaatkan tambak ikan tidak terpakai lagi.
“Geomembran sendiri merupakan salah satu material geosintetik berbentuk lembaran impermeable yang terbuat dari bahan sintetik semacam plastik,” kata AKBP Imam Asfali, Jum’at (7/7).
Ada sekitar 500 kilogram garam yang dihasilkan, panen perdana produksi garam dengan sistem geomembran terbuka.
Imam menyebutkan Kabupaten Pidie merupakan salah satu daerah penghasil garam di Provinsi Aceh, umumnya masyarakat di Kabupaten Pidie untuk proses pengolahan garam masih dilakukan secara tradisional dengan cara perebusan air garam menggunakan kayu bakar sebagai pemanas hingga air menguap dan menyisakan butiran garam.
Kondisi seperti ini, sebut Kapolres petani garam membutuhkan biaya yang besar untuk membeli kayu bakar dan juga produksi garam yang dihasilkan masih rendah.
“Untuk memproduksi garam yang lebih maksimal dari segi kapasitas produksi dan kualitasnya, di lokasi ini, saya memperkenalkan kepada petani garam bagaimana cara memproduksi garam dengan kapasitas produksi yang lebih baik dengan menggunakan geomembran terbuka,” ujar Kapolres Pidie.
Kata Kapolres, ia ikut tergerak memproduksi garam dengan menggunakan sistem geomembran karena ingin memotivasi petani garam di Kabupaten Pidie untuk bisa mendapatkan garam yang lebih baik dengan jumlah lebih banyak.
“Dengan menggunakan sistem geomembran, para petani garam di Kabupaten Pidie, diharapkan dapat menggarap potensi alam dengan lahan yang ada dan biaya yang minim,” ujarnya.
Geomembran sendiri, lanjut Kapolres merupakan salah satu material geosintetik berbentuk lembaran impermeable yang terbuat dari bahan sintetik semacam plastik.
“Ada sekitar 500 kg garam yang dihasilkan, saat saya melakukan panen perdana produksi garam dengan sistem geomembran terbuka,” ujar AKBP Imam Asfali. (IA)