Kekerasan Seksual pada Anak di Aceh Telah Menjadi Bencana Sosial
Ia menerangkan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga masih mendominasi kasus kekerasan yang menimpa terhadap perempuan Aceh, namun, tidak bisa dipungkiri bentuk kekerasan lain yang dialami perempuan juga tidak kalah banyak, seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, penelantaran, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan lain- lain.
Sementara kasus kekerasan terhadap anak di Aceh, pelecehan seksual dan kekerasan psikis lebih mendominasi ketimbang yang lain seperti kekerasan fisik, penelantaran, KDRT, pemerkosaan, dan-lain-lain.
Maka bila diakumulasikan, pada tahun 2020 ada 671 kasus yang terjadi, lalu 2021 meningkat menjadi 816 kasus, dan tahun 2022 menurun sedikit menjadi 773 kasus.
Ia menambahkan, jumlah kasus tersebut tentu bisa bertambah karena banyak kasus yang tidak atau belum dilaporkan oleh korban maupun keluarga korban, baik karena ancaman dari pelaku, maupun dari korban itu sendiri.
“Banyak korban takut melapor kepada orang tua atau keluarga. Selain itu, ada stigma yang menganggap bahwa kekerasan seksual merupakan aib sehingga keluarga korban takut melaporkannya,” terangnya.
Beranjak dari permasalahan itu, Tim Penggerak PKK sebagai mitra pemerintah dalam strategi program 2020-2024 telah melahirkan PAAREDI atau Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital. PAAREDI berorientasi pada pentingnya menanamkan nilai-nilai agama yang berkaitan dengan filosofi kehidupan, dan komunikasi yang positif antar anggota keluarga.
Salah satu strategi PAAREDI adalah memberikan pemahaman menjadi Keluarga Indonesia Lindungi Anak Dari Kekerasan Seksual atau KILAS, di mana yang ditekankan adalah pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi, nilai agama, dan nilai kesusilaan.
Salah satunya, pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam penggunaan gadget dan media sosial, agar terhindar dari pornografi.
“Kita tahu, pornografi bersifat adiktif dan menjadi salah satu pemicu terjadinya kekerasan seksual. Mudah-mudahan strategi ini mampu mengurangi kasus kekerasan seksual terhadap anak, tentunya dengan kerjasama lintas sektor yang melibatkan semua pihak,” ungkapnya.