Kesedihan Keluarga Napi Jelang Lebaran di Tengah Pandemi Corona
“Sayur dagangan saya tidak laku. Modal pun tidak ada,” ujar lulusan D3 di salah satu perguruan tinggi di Aceh itu.
Kesedihannya semakin menguat selama dua bulan ini. Ia tidak diperbolehkan menjenguk sang suami karena penerapan tindakan pencegahan virus Corona.
Sementara putrinya terus meminta agar bisa bertemu dengan sang ayah yang sudah menjalani masa tahanan 2 tahun lebih dari vonis 8 tahun.
Melihat kondisi Fitri, orang di sekitarnya ikut merasa iba. Terkadang orang sekelilingnya memberikan bantuan.
Masyarakat tidak pernah menjatuhkan stigma negatif kepadanya meskipun sang suami telah berada di balik jeruji besi.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail berharap agar bantuan yang diberikan Kanwil Kemenkumham Aceh melalui ACT Aceh dapat bermanfaat.
“Bu, anak-anak ini perlu dijaga agar tidak tercemar dengan lingkungan negatif,” pungkasnya.
Ia menuturkan, kesilapan orang tua tidak boleh diturunkan kepada anak-anaknya. Maka, sudah seyogianya kita membantu anak-anak seperti itu agar mereka menjadi generasi yang bermanfaat bagi bangsa dan agama.
“Ayo kita peduli kepada mereka. Kita rangkul agar mereka merasa memiliki bahwa ternyata orang di sekitar masih peduli,” imbuhnya. (IA)