Banda Aceh – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kejaksaan Republik Indonesia memusnahkan dua kapal penangkap ikan (illegal fishing) negara asing berbendera Malaysia dengan cara ditenggelamkan di perairan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Kota Banda Aceh pada Kamis (18/3).
Hal itu sebagai sinyal tidak ada kompromi pada kapal ikan asing yang mengganggu kedaulatan pengelolaan perikanan di laut Indonesia.
Sikap tegas terhadap pelaku illegal fishing ini sejalan dengan arahan Menteri KKP Trenggono yang meminta agar tidak ada kompromi terhadap pelaku pencurian ikan di laut Indonesia.
Pemusnahan kapal pelaku illegal fishing ini sendiri dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh sebagai eksekutor bekerja sama dengan KKP.
Acara seremonial penenggelaman diadakan di Dermaga Pelabuhan Ulee Lheue Kota Banda Aceh sekitar pukul 09.00 WIB, selanjutnya eksekusi pemusnahan dilaksanakan sekitar pukul 11.00 WIB di Perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh.
“Ini merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan kapal illegal yang telah memperoleh putusan berkuatan hukum tetap dari Pengadilan,” ungkap Plt. Direktur Penanganan Pelanggaran Nugroho Aji mewakili Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Nugroho menjelaskan kedua kapal ikan asing (KIA) ilegal ini adalah KM. KHF 1980 (64,19 GT) dan KM. KHF 2598 (63,74 GT).
Kedua KIA tersebut yang diawaki oleh awak kapal berkebangsaan Thailand yang ditangkap di Perairan ZEEI Selat Malaka oleh KP HIU 12, pada Februari 2019 lalu.
“Kedua kapal tersebut menangkap ikan di perairan Indonesia dengan mengoperasikan alat tangkap trawl,” ujar Nugroho.
Sementara Kepala Pusat Pemulihan Aset Kejaksaan Agung, Elan Suherlan menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terbangun baik antara KKP dan Kejaksaan RI dalam pemberantasan illegal fishing, termasuk dalam eksekusi atas putusan pengadilan terhadap kapal-kapal pelaku illegal fishing.
“Sinergitas yang baik antara KKP dan Kejaksaan ini merupakan modal yang baik dalam memberantas illegal fishing,” ungkap Elan.
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh, Dr Muhammad Yusuf SH MH dalam sambutannya menyampaikan, kedua kapal asing asal Malaysia yang dimusnahkan dengan cara ditenggelamkan tersebut merupakan barang bukti dalam perkara tindak pidana perikanan (illegal fishing) yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).
“2 kapal asing yang ditenggelamkan itu merupakan barang bukti hasil tangkapan di Perairan Selat Malaka beberapa waktu lalu dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, ” terang Kajati Muhammad Yusuf.
Pemusnahan barang bukti dilakukan dengan cara dibakar di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo kemudian lokasi akan dibersihkan, sehingga tidak berpotensi menggangu kolam labuh.
“Selain kapal yang ditenggelamkan, ada pula barang bukti lain yang dimusnahkan yaitu alat tangkap jaring trawl, dua unit Global Positioning System (GPS), dua unit radio, kompas dan buku lesen vassel,” terang Yusuf.
Eksekusi terhadap kedua kapal pelaku illegal fishing ini dipimpin langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Banda Aceh, Edi Ermawan SH. (IA)