Infoaceh.net, BANDA ACEH –Melukis “Nuga-Nuga” yang diselenggarakan untuk memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh 2004, menjadi wadah refleksi sekaligus mengenang atas ketangguhan masyarakat Aceh.
“Nuga-Nuga” istilah bahasa Aceh diartikan sebagai kayu bekas menyiratkan pesan tentang pentingnya mengingat dan belajar dari sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Ketua Panitia Festival Smong 2024 Agung Fiki Ramadhan, Ahad (22/12) mengatakan, kegiatan tidak hanya menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengekspresikan karya, tetapi juga media menyampaikan pesan mendalam tentang memori kolektif, kesiapsiagaan dan harapan.
“Mengangkat simbol-simbol kearifan lokal seperti Smong—istilah lokal untuk tsunami yang digunakan oleh masyarakat Simeulue sebagai inspirasi utama,” tambah Agung.
Lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh 200 pelukis pemula ini berpotensi merekam trauma, perjuangan, serta pemulihan masyarakat Aceh terutama generasi muda dari perspektif yang personal maupun komunal.
Pesan-pesan visual ini dapat menjadi pengingat yang kuat bagi generasi mendatang.
Kurator “nuga-nuga’ terdiri atas praktisi seni rupa Iskandar (Dosen Seni Rupa ISBI, Praktisi Seni Rupa), Udin (Seniman Lukis pengalaman lebih 30 Tahun), Agusriansyah Riski Praktisi Seni Rupa.
Kegiatan ini bagian dari Festival Smong (21-22/12/2024) bertempat di Museum Tsunami Aceh didukung oleh Kemendikbud, Danaindonesia, LPDP, Universitas Bina Bangsa Getsampena (UBBG). PT Pema, USAID dan Aceh Documentary