Pemerintah Aceh Tegaskan Pemberhentian Sulaimi dari Sekda Aceh Besar Sesuai Aturan
Infoaceh.net, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh menegaskan bahwa pemberhentian Drs Sulaimi MSi dari jabatannya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Besar telah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pernyataan ini disampaikan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Dr Ir Zulkifli MSi pada Jum’at (21/2/2024).
Penegasan itu menanggapi keberatan yang diajukan terhadap Keputusan Gubernur Aceh Nomor PEG 821.22/66/2024 tentang Pemberhentian Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Besar periode 2022-2024.
Tanggapan tersebut disampaikan secara tertulis dan ditandatangani pada 17 Februari 2025, ditujukan kepada Kantor Hukum ERA LAW Firm selaku kuasa hukum Sulaimi.
Dalam surat resmi bernomor 100.3/1891 yang merespons keberatan atas Keputusan Gubernur Aceh Nomor PEG 821.22/66/2024 terkait pemberhentian Sekda Aceh Besar periode 2022-2024, Zulkifli menjelaskan, pemberhentian Sulaimi dari jabatan Sekda Aceh Besar didasarkan pada hasil evaluasi kinerja yang dilakukan oleh Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar.
Disebutkan bahwa Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto sebelumnya telah mengajukan usulan pemberhentian Sulaimi berdasarkan hasil evaluasi kinerja.
Usulan tersebut kemudian mendapatkan rekomendasi dari Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) melalui Surat Nomor B-4505-/JP.0001.01/11/2023 tertanggal 29 November 2023.
Selain itu, persetujuan juga telah diberikan oleh Menteri Dalam Negeri RI melalui Surat Nomor 100.2.2.6/45/80/SJ pada 20 September 2024, serta mendapat pertimbangan teknis dari Kepala Kepegawaian Negara melalui Surat Nomor 21970/R-AK.02.02.SD/K/2024 tanggal 15 November 2024.
“Usulan pemberhentian tersebut telah memperoleh rekomendasi dari Ketua KASN melalui Surat Nomor B-4505-/JP.0001.01/11/2023 tanggal 29 November 2023 serta persetujuan dari Menteri Dalam Negeri melalui Surat Nomor 100.2.2.6/4580/SJ tanggal 20 September 2024.
Selain itu, keputusan tersebut juga mengacu pada Pertimbangan Teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang tertuang dalam Surat Nomor 21970/R-AK.02.02/SD/K/2024 tanggal 15 November 2024,” terangnya.
Zulkifli menegaskan pemberhentian Sekda Aceh Besar telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Sekretaris Daerah Aceh dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di Aceh.
Regulasi tersebut mengatur bahwa Bupati/Wali Kota berhak mengusulkan pemberhentian Sekretaris Daerah kepada Gubernur berdasarkan alasan yang diatur dalam peraturan tersebut.
Proses pemberhentian juga telah dikonsultasikan dengan Gubernur sebelum ditetapkan.
Selain itu, dalam tanggapannya, Zulkifli mengutip ketentuan Pasal 25 Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2022 yang menyebutkan dalam situasi tertentu, pejabat yang ditunjuk dapat melakukan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, promosi, dan mutasi kepegawaian setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.
Dengan merujuk pada berbagai regulasi dan prosedur yang telah dilalui, Zulkifli menyatakan keputusan pemberhentian Sulaimi sebagai Sekda Aceh Besar telah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Oleh karena itu, keputusan yang diambil oleh Gubernur Aceh berdasarkan Keputusan Nomor PEG 821.22/66/2024 dinilai sah dan tidak bertentangan dengan aturan perundang-undangan.
“Proses pemberhentian Saudara Drs Sulaimi MSi sebagai Sekretaris Daerah Aceh Besar telah memenuhi mekanisme dan prosedur yang berlaku serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tulis Zulkifli dalam surat tanggapannya yang diterima wartawan, Jum’at (21/2/2025).