INFOACEH.NET, BANDA ACEH — Munculnya nama Ketua DPD Partai Gerindra Aceh Fadhlullah atau Dek Fad menjadi calon wakil Gubernur Aceh berpasangan dengan Muzakir Manaf atau Mualem dalam Pilkada 2024 seperti diumumkan oleh Ketua Tim Seleksi Calon Kepala Daerah Partai Aceh, mendapat pro-kontra di publik.
Namun, hal itu dinilai memberi wacana yang baik bagi hidupnya demokrasi di Aceh.
Pengamat politik dan kebijakan publik Aceh, Dr Nasrul Zaman untuk mengakhiri polemik dan pro kontra, maka perlu adanya pembuktian bahwa Dek Fad sebagai Cawagub mendampingi Mualem telah mendapat restu dari Prabowo Subianto atau DPP Partai Gerindra.
“Meskipun demikian, publik harus juga diberi kepastian kalau Dek Fad ini telah mendapat restu resmi dari DPP Gerindra sehingga tidak ada lagi anasir yang mencurigai yang akan merugikan pasangan Mualim-Dek Fad sebagai pasangan calon gubernur/wakil gubernur dalam meraih simpati rakyat Aceh,” ujar Nasrul Zaman, Senin (19/8).
Menurutnya, dukungan resmi itu juga akan menjadi senjata utama dalam memastikan kepada pemilih di Pilkada bahwa pasangan Mualem-Dek Fad mendapat dukungan utuh “Jakarta” dan bukan dukungan kosong seperti yang dituduhkan beberapa waktu saat ini.
Nasrul Zaman menilai, berdasarkan pengalaman Dek Fad pernah menjadi anggota DPR RI selama 2 periode dan menjadi Ketua Gerindra Aceh tentu bisa menjadi bekal yang cukup untuk mendampingi Mualem jika memenangkan kontestasi Pilkada Aceh 27 November 2024 nanti.
“Dibanding Marniati dan Tu Sop tentu saja Dek Fad masih lebih unggul dalam hal leadership dan jaringan nasional, terlebih Gerindra berhasil mengantar ketua umumnya menjadi Presiden RI terpilih periode 2024-2029,” pungkasnya.