Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, saat menjadi narasumber talkshow dengan tema “Menuju Keluarga Berkualitas Cegah Stunting itu Penting” yang diselenggarakan Radio Jati FM, di Kantor BKKBN Aceh, Selasa (20/10)
Banda Aceh — Selain asupan gizi seimbang, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan lingkungan bersih dan sehat (LBS) menjadi salah satu faktor pendukung untuk pencegahan stunting atau kekerdilan pada anak yang diakibatkan masalah gizi kronis.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, saat menjadi narasumber dalam talkshow yang mengangkat tema “Menuju Keluarga Berkualitas Cegah Stunting itu Penting” di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Selasa (20/10/2020).
“Selain asupan gizi kita juga perlu fokus pada lingkungan yang bersih. Kalau gizinya bagus tapi tanpa didukung dengan PHBS dan LBS itu juga rawan stunting,” ujar Dyah.
Dyah menuturkan, penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah dan sekitar dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi penyakit baik pada ibu maupun bayi. Sebab itu, PHBS dan LBS dapat menjadi faktor pendukung dalam mencegah terjadinya stunting.
“Sebelum pandemi kita selalu ajari anak-anak dan ibu-ibu di tingkat gampong untuk selalu cuci tangan dan jaga kebersihan diri serta lingkungan, yang bahkan sekarang sudah harus diterapkan untuk memutuskan penularan covid-19. Jadi yang kita sosialisasikan banyak sekali gunanya,” sebut Dyah.
Selain itu, Dyah mengatakan stunting sangat bahaya serta dapat mengancam kualitas generasi bangsa, mengingat selain tubuh anak menjadi kerdil stunting juga berdampak pada perkembangan Inteligensi otak anak yang ikut terhambat perkembangannya, sehingga anak menjadi tidak cerdas.
Maka itu, Dyah menginginkan pencegahan stunting harus dilakukan secara mandiri dan sedini mungkin, yang di awali dari tingkat desa melalui Rumoh Gizi Gampong (RGG) yang telah dilauncing di seluruh gampong di 18 kabupaten/kota sejak tahun lalu.
“Saya yakin ibu-ibu pasti mau anaknya itu pintar dan berguna bagi Nusa dan Bangsa. Tapi untuk capai itu semua harus ada kemauan bersama untuk mengatasi dan menurunkan angka stunting ini. Insya Allah dengan kemauan kuat kita bersama, segala sesuatu itu akan mudah kita lakukan. Demi generasi maju dan kompetitif, sehingga generasi kita siap menghadapi bonus demografi,” ujarnya.
Sementara itu Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Nofrijal, mengatakan stunting sangat berbahaya bagi regenerasi sebuah negara. Karena tidak akan kuat sebuah negara jika anak-anak yang dilahirkan itu dalam kondisi tidak bergizi dan tidak cerdas.
Sebab itu, ia berharap komitmen pencegahan stunting harus terus digalakkan dengan terus mengedukasi para orang tua. Dengan demikian generasi Indonesia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. (IA)