BEUREUNUEN — Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama RI Dr Faisal Ali Hasyim pulang ke kampung halaman di Beureunuen, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie.
Di kampungnya, Faisal meresmikan pemakaian Ruang Kelas Baru (RKB) MTsN 4 dan RKB MAN 2 Pidie, di Beureunuen, Rabu, 1 Mei 2024.
Bersama RKB dua madrasah di Kota Mini Beureunun ini, juga ikut diresmikan, disertai penandatangan prasasti oleh Irjen, Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Geumpang.
Fasilitas yang dibangun dengan skema Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk proyek SBSN 2023, diharapkannya, dimanfaatkan secara maksimal dan dijaga kelanjutannya. Juga keindahannya.
“Kita dukung apa yang disampaikan Kakanwil, bahwa madrasah dan KUA mesti indah dengan tataan bunga-bunga,” sebut Irjen Kemenag, setelah sambutan Kakankemenag Pidie, dan sambutan Kakanwil Kemenag Aceh Azhari.
“Saya bangga dengan Kakanwil Kemenag Aceh yang termasuk kakanwil yang rajin turun ke bawah. Persoalan banyak diperoleh dengan menyerap masalah di bawah,” apresiasi Faisal Ali saat pembinaan sebelum penandatanganan prasasti serta pemukulan gong.
Irjen dalam pembinaan mengajak jajaran terus ikhlaskan diri dalam beramal. Keikhlasan akan mengalirkan pahala hingga kapan pun.
Faisal juga menyinggung akan pentingnya inovasi dan keseriusan dalam membina peserta didik yang miliki kemampuan komparatif: unggul dalam prestasi akademik, juga piawai dalam ilmu agama.
Faisal Ali Hasyim menyampaikan, ada dua hal yang membedakan pendidikan yang di bawah Kementerian Agama dan yang bukan di bawah Kemenag.
“Seperti visi dan misi Kemenag, harapan pendidikan agama di madrasah atau institusi agama ialah mewujudkan masyarakat yang saleh,” sebut Irjen.
Ada keunggulan lain selain angka-angka yang dibutuhkan dari sekolah agama, yakni keunggulan komparatif. Misalnya alumni yang berprestasi bagus secara akademik, bisa berkiprah dalam sisi-sisi masyarakat, misalnya tunaikan rukun-rukun kifayah.
Irjen mengajak pemimpin harus turun ke bawah. Yang membedakan pemimpin dan yang bukan ialah pada ada dan tidaknya hal-hal baru. Beda staf dan kepala itu pada kreatifitas. Bukan pada jalankan rutinitas. Pemimpin ada gagasan. Gagasan tentu dimulai dari yang kecil-kecil.
Mulailah biasakan hal-hal kecil yang baik, minta Irjen, dalam tingkatkan layanan, misalnya sapaan dan senyuman. Kebiasaan baik harus jadi model di Kemenag. (IA)