ACEH SELATAN — Seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) masuk kandang perangkap di Desa Lawe Buluh Didi, kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Jumat (2/2/2024).
Kandang perangkap itu sengaja dipasang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mencegah interaksi negatif satwa dilindungi tersebut dengan masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan.
Konflik manusia dan satwa liar telah terjadi dalam dua bulan terakhir di sana, dengan intensitas cukup tinggi.
BKSDA Aceh kemudian mengevakuasi seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina itu, dan usia diperkirakan di kisaran tiga tahun yang masuk perangkap.
Harimau tersebut kemudian dievakuasi ke kantor Balai Taman Nasional Gunung Leuser (BTNGL) Tapaktuan, Aceh Selatan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum di lepas liarkan kembali ke habitatnya.
Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/2/2024) membenarkan Harimau Sumatra yang telah meresahkan warga Lawe Buluh Didi masuk perangkap BKSDA.
Sebelumnya, satwa Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang masuk perangkap itu terlihat di Gampong Pucuk Lembang, Kecamatan Kluet Timur.
“Harimau yang berhasil kita evakuasi itu, benar harimau yang meresahkan warga di Gampong Lawe Buluh Didi,” katanya.
Satwa liar dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu berjenis kelamin betina, dan diperkirakan berumur lebih kurang tiga setengah tahun.
“Kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada masyarakat, pemerintah Kecamatan serta pihak TNI/Polri yang sudah berkolaborasi dengan mengatasi konflik satwa tersebut,” ucapnya.
Sementara Camat Kluet Timur Yusri, mengucapkan terima kasih kepada pihak BKSDA Aceh dan semua unsur yang sudah bekerja sama menangani konflik satwa Harimau yang terjadi di Gampong Lawe Buluh Didi.
“Kami atas nama Pemerintah Kecamatan Kluet Timur, mengucapkan ribuan terima kasih kepada pihak BKSDA Aceh serta tim dan masyarakat sudah bekerjasama untuk menangani konflik satwa yang terjadi di Gampong Lawe Buluh Didi,” ucapnya.
Harimau Sumatra itu dilaporkan sangat sering menampakkan diri di permukiman penduduk dan beberapa kali memangsa ternak warga.
Interaksi negatif ini berpindah-pindah mulai dari Desa Buluh Didi, Desa Lawe Sawah, Desa Lawe Cimanok, Desa Pucuk Lembang, Desa Durian Kawan, dan Desa Paya Dapur.
Pada 28 Januari 2024, tim BKSDA Aceh, WCS-IP dan FKL telah melakukan diskusi dengan Muspika Kecamatan Kluet Timur serta perangkat desa yang terdampak di Kantor Keuchik Desa Lawe Buloh Didi.
Hasilnya disepakati harimau sumatra tersebut perlu ditranslokasi ke kawasan hutan yang lebih jauh dari permukiman, mengingat durasi dan intensitas konfliknya yang sudah sangat meresahkan warga.
“Upaya translokasi diambil guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan baik dari pihak warga maupun harimau Sumatra itu.
Pada 1 Februari 2024, BKSDA Aceh bersama mitra WCS dan FKL melakukan pemasangan kandang jebak di Dusun Makmur, Desa Lawe Buloh Didi. Pada Jum’at pagi (2/2), tim melakukan pengecekan kandang, dan didapati seekor harimau sumatra berjenis kelamin betina masuk dalam kandang jebak.
Harimau tersebut untuk sementara ditempatkan di Kantor SPTN 1 Tapaktuan BBTNGL. Kondisinya sehat, tidak terdapat luka pada bagian tubuhnya. (IA)