Infoaceh.net, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh diminta lebih serius dalam melestarikan dan merawat situs-situs bersejarah yang terkait dengan bencana tsunami 2004.
Harapan itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Patriot Nusantara Bela Negara (PNBN) Aceh, Drs Isa Alima, Ahad (8/12/2024).
Menurutnya, situs-situs tersebut bukan hanya menjadi saksi bisu dari salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendatangkan wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Isa Alima menegaskan, pelestarian situs-situs tsunami memiliki peran penting dalam mengedukasi generasi mendatang tentang kekuatan alam sekaligus ketangguhan masyarakat Aceh dalam bangkit dari keterpurukan.
“Situs-situs tsunami ini adalah warisan sejarah yang sangat bernilai. Perawatan ini tidak hanya untuk mengenang, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan potensi pariwisata yang dapat memperkuat ekonomi masyarakat lokal,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa situs-situs seperti Kapal PLTD Apung, Kuburan Massal Ulee Lheue, Museum Tsunami Aceh, kapal di atas rumah Lampulo, kubah masjid tsunami di Gampong Gurah Aceh Besar dan berbagai monumen lainnya memerlukan perhatian khusus, baik dari segi pemeliharaan maupun promosi.
“Saat ini, kita melihat beberapa situs mulai kurang terawat. Padahal, dengan pengelolaan yang baik, ini bisa menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan nusantara bahkan mancanegara,” tambahnya.
Selain itu, Isa Alima berharap pemerintah dapat melibatkan masyarakat lokal dalam upaya pelestarian, sehingga mereka juga mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan situs-situs tersebut.
“Dengan melibatkan masyarakat, kita tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap warisan budaya dan sejarah Aceh,” tuturnya.
Isa juga mengingatkan pelestarian ini harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan komunitas masyarakat.
Ia berharap langkah kongkrit segera diambil agar situs-situs tsunami Aceh dapat terjaga dan terus memberikan manfaat jangka panjang bagi Aceh.
Harapan yang sama juga disampaikan Filolog Aceh Hermansyah MTh MA.Hum dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.
“Pemerintah Aceh memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga warisan ini. Jangan sampai situs-situs bersejarah ini hilang atau terlupakan seiring berjalannya waktu,” ujar Hermansyah.
Harapan ini menjadi sebuah seruan penting mengingat peringatan 20 tahun tsunami Aceh yang akan tiba pada 26 Desember 2024 mendatang.
Momentum ini, dapat dijadikan titik awal untuk memulai pelestarian yang lebih terencana dan berkelanjutan.