Lhokseumawe — Sebagian warga Aceh punya cara tersendiri sebagai bentuk kearifan lokal dari leluhurnya di masa lampau yang dilakukan dalam upaya pencegahan wabah penyakit seperti virus Corona atau Covid-19 yang merebak saat ini.
Seperti halnya yang dilakukan oleh ratusan jamaah Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i Kecamatan Muara Dua, bersama warga Kemukiman Cunda, Kota Lhokseumawe. Mereka berpawai keliling gampong (desa) dengan membawa suluh (obor) serta membaca doa tolak bala, Jum’at, 20 Maret 2020, malam.
Kegiatan itu menindaklanjuti hasil musyawarah gampong bersama Muspika plus, kepala Puskesmas Muara Dua, para Mukim dan Keuchik di Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, dalam rangka mencegah wabah virus Corona (Covid-19).
Camat Muara Dua, Kapolsek, Danramil, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), para Mukim, Keuchik, Tuha Peut, Teungku Imum, Babinsa, Babinkamtibmas, aparatur gampong bersama masyarakat berjalan kaki membawa obor mengelilingi jalan kawasan gampong dalam Kemukiman Cunda. Di setiap persimpangan jalan, masyarakat berhenti dan mengumandangkan azan.
Mukim Cunda, Drs. Tgk. Zulfikar, mengatakan kegiatan itu dimulai usai Salat Magrib dengan membaca surah Yasin. Setelah Salat Isya dilanjutkan mengaji Alquran dan kitab kuning di Balai Tarbiyah Islamiah Mazhab Syafi’i di beberapa gampong dalam Kemukiman Cunda.
Selanjutnya, pukul 22.00 WIB, jamaah Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i bersama masyarakat dan unsur Muspika plus berjalan kaki keliling gampong serta membaca doa tolak bala.
“Kegiatan bersama ini merupakan hal yang dilakukan leluhur kita dahulu, memohon kepada Allah agar terhindar dari segala penyakit. Maka kegiatan seperti ini perlu digalakkan kembali, apalagi sekarang sedang merebaknya virus Corona, kita sangat butuh pertolongan Allah,” ujarnya.
Zulfikar mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap Covid-19 karena Corona juga mahkluk Allah. “Kita sebagai orang beriman kepada Allah tentu sering diajarkan ada virus lain yang lebih bahaya dari Corona ini, yaitu ketika kita tidak lagi takut dengan dosa dan tidak malu dengan maksiat pada Allah SWT,” terangnya.
“Dalam menghadapi Corona ini, disamping kita berikhtiar menjaga diri dari musibah ini, kita dituntut bertawakkal kepada Allah, karena semuanya akan selesai saat kita mau berlindung dan mengharap pertolongan Allah,” tegasnya.
Camat Muara Dua, Heri Maulana menyampaikan kegiatan ini merupakan adat dan kearifan lokal Aceh sejak masa lampau.
“Saat datang musibah yang mewabah, maka setiap gampong di Aceh setelah Magrib membaca Yasin. Lalu, selepas shalat Isya, masyarakat belajar dan mengajar mengaji Alquran dan kitab kuning di gampong-gampong. Setelah itu seluruh masyarakat mengelilingi gampong dengan membawa obor serta membaca doa tolak bala. Dilanjutkan dengan khanduri tulak bala,” tuturnya.
Menurut Camat Heri, hasil musyawarah petuha-petuha atau para tokoh Kecamatan Muara Dua bersama Muspika plus, kepala Puskesmas, para Mukim, Keuchik, serta tokoh masyarakat lainnya, menghasilkan beberapa poin.
Yakni, melaksanakan gema mengaji di gampong-gampong, menaikkan bendera Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i tanda dimulainya pengajian di gampong-gampong, melaksanakan doa tolak bala keliling gampong dengan membawa suluh (obor), kenduri tolak bala, dan melaksanakan Yasin Fadhilah setelah Salat Jum’at di masjid-masjid dalam Kecamatan Muara Dua.
“Hasil musyawarah ini disampaikan dan ditindaklanjuti di gampong-gampong dalam Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe,” jelas Heri.
Heri menambahkan, pada Sabtu (21/3) malam juga dilaksanakan kembali pawai dan doa tolak bala di Kemukiman Kandang hingga keliling kota Lhokseumawe bersama jamaah Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i. (TA)