Banda Aceh — Musibah banjir dan longsor yang telah terjadi di Paya Tumpi, Takengon menggerakkan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah (WI) Aceh melalui Muslimah Wahdah Wilayah (MWW) Aceh bekerja sama dengan Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) Aceh melaksanakan beberapa kegiatan membantu para korban seperti Tebar Ifthar (buka puasa) Nusantara berupa pembagian makanan berbuka sebanyak 500 paket di berbagai lokasi terjadinya musibah seperti di desa Paya Tumpi Baru, Paya Tumpi Induk dan posko relawan kabupaten Aceh Tengah.
Selain itu bantuan juga dalam bentuk paket sembako kepada kedua desa tersebut sebanyak 100 paket dan pakaian layak pakai beberapa dus di posko kabupaten Aceh Tengah yang berlokasi di SDN 3 Takengon, Ahad, 17 Mei 2020.
Ketua DPW WI Aceh Muhammad Hatta Selian, Lc M.Ag saat melepas keberangkatan tim secara resmi menyampaikan, “Tim WIZ Aceh berangkat ke Paya Tumpi Takengon Aceh Tengah dalam rangka untuk memberikan bantuan sosial dalam bentuk makanan berbuka dan paket sembako, serta pakaian layak pakai kepada saudara-saudara kita disana”.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program Muslimah Wahdah Islamiyah yang dilakukan secara nasional terkhusus kepada para korban bencana alam di bulan yang penuh kemuliaan ini”, terang ketua MWW Aceh dr. Nila Epita.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam cuaca hujan namun tidak menghambat para relawan dalam menyalurkannya kepada para korban. “Kami berusaha menyalurkan bantuan walau cuaca dan medan kurang mendukung”, kata salah satu relawan WIZ Aceh.
“Akhirnya para korban dapat menikmati ifthar saat berbuka yang kami berikan, dan menerima paket sembako serta pakaian layak pakai. Terimakasih kepada para muhsinin atau donatur yang telah memberikan bantuannya melalui kami dengan ucapan Jazakumullah khairan, semoga Allah yang membalas kebaikan dari para muhsinin”, tambah relawan tersebut.
Ke depan para korban membutuhkan bantuan untuk membersihkan rumah mereka dalam bentuk peralatan atau tenaga, memperbaiki sebagian rumah mereka yang rusak, pakaian, selimut dan santunan lebaran. Demikian sekilas informasi yang diperoleh tim relawan dari hasil wawancara dengan dua orang kepala desa di Paya Tumpi. (IA)