BSI Aceh Diskriminatif dan Persulit Nasabah, Setoran Tunai ke Teller Ditolak dan Wajib ke ATM
“Saya lupa bawa kartu ATM, apakah masih bisa setor?. “Maaf pak tidak bisa”, jawabnya.
Saya pun langsung keluar dan pulang dengan perasaan yang sangat kecewa. Tidak ada solusi apapun dari manajemen, dan tidak ada satupun yang peduli inisiatif membantu.
Saya membayangkan bagaimana jika rakyat kecil lain jika diperlakukan semena-mena dan diskriminatif seperti ini.
Bahkan terkesan menghina. Hanya orang kaya yang boleh mendapatkan layanan “manusia” dan nyaman, rakyat kecil dilarang. Rakyat kecil cukup dilayani “mesin” dan antri panjang habis waktu karena ATM setor cuma satu unit.
Ini bukanlah syariat Islam yang kita kenal dimana agama ini menyuruh umatnya untuk mempermudah bukan mempersulit.
Bahkan jika ada umat yang mempersulit, ancamannya sangat besar di akhirat kelak.
Saya meminta Pimpinan BSI di Aceh untuk adil jangan menggunakan cara-cara kapitalis dan tidak bersyariah dalam melayani nasabah dengan memprioritaskan orang berduit saja.
Coba anda bayangkan, jika ada rakyat kecil yang ingin menyetor sedikit keuntungan usahanya harus rela antri panjang berpanas-panasan di luar sementara orang kaya, pajabat, elit anda muliakan di ruang ber-AC.
Kami minta hapus aturan wajib setoran mesin untuk setoran di bawah Rp 5 juta karena mempersulit rakyat.
Jangan sembarang menetapkan aturan pusat yang mungkin sesuai digunakan di kota-kota besar yang sudah maju ekonominya lalu serta merta diterapkan di Aceh yang masih termiskin di Sumatera ini.
Pertimbangkan segala aturan di Aceh dengan bijaksana sesuai kearifan lokal dan kondisi di Aceh. (*)
Penulis:
Teuku Farhan, Pengurus MES Aceh
(Anggota Departemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Keuangan Inklusi Syariah)