Tanah Amblas Terjadi di Ketol Aceh Tengah, Badan Geologi ESDM Terjunkan Tim Mitigasi
TAKENGON – Tanah amblas dan longsor dilaporkan terjadi di kawasan Kampung Pondok Balik Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Reje Kampung Pondok Balik Suprapto, menjelaskan tanah amblas dan longsor ini sudah terjadi sejak tahun 2004, sedikit demi sedikit hingga tahun 2021.
Kini kikisan longsoran tanah amblas sudah sangat mendekati badan jalan aspal Simpang Balik – Blang Mancung diperkirakan hanya berjarak lebih kurang 10 meter saja.
Reje Suprapto berharap kepada Pemerintah Daerah dan Provinsi untuk segera menangani longsor karena dari hari ke hari longsor kian bertambah lebar sehingga akses Kecamatan Ketol – Bener Meriah terancam putus.
Selain itu jika terjadi longsor susulan maka pertanian masyarakat di areal tersebut juga terancam, dikarenakan lahan serta tanaman palawija cabai dan tebu pertanian mereka akan tergerus oleh longsor tersebut.
“Jika kurang yakin bisa cek dan turun ke lapangan seperti yang kita lakukan,” terangnya.
Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas ESDM Provinsi Aceh telah menurunkan tim untuk melakukan mitigasi dan pemetaan lahan amblas dan longsor di Pondok Balik Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, Jum’at (10/12).
Ketua Tim Kibar M Suryadana dari Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan, mitigasi dan pemetaan dilakukan agar kedepannya bisa mengurangi potensi bahaya serta meminimalisir kerugian atau ancamannya akibat tanah longsor di wilayah Pondok Balik.
“Selanjutnya kita akan terbitkan rekomendasi kepada Pemda, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD hingga ke pihak Kecamatan, untuk segera menata saluran air dipermukaan tanah areal ini,” terang Surya.
Menurutnya, jika ditinjau dari kejadian atau pasca bencananya, timnya bisa saja merekomendasikan rekayasa teknis. Namun, rekayasa teknis ini punya nilai ekonomis, hingga apakah pemerintah kabupaten sanggup dengan biayanya.
“Jadi dalam hal ini yang lebih detil mengetahui rinciannya adalah pihak Teknik Sipil,” sebut Surya.
Ia juga menerangkan karena areal longsor terlalu luas pemetaan dilakukan melalui udara dengan bantuan kamera drone untuk analisis foto grametry, sehingga bisa dihitung berapa luas areal longsor dan diprediksi ke depannya seperti apa.
“Setelah kita periksa kondisinya ternyata materi tanah pada areal ini tanahnya lepas dan bercampur pasir, pertanda di bawah tanah ini terdapat seperti aliran air yang disebut sungai bawah tanah.
Litologi bebatuan yang ada disini berjenis vulkanik yang dihasilkan dari letusan gunung merapi. Nanti kami akan membawa sampel tanah dan batu untuk bahan uji di laboratorium,” ungkapnya.
Saat berada persis di tepi longsor yang telah menjadi tebing Kampung Pondok Balik Ketua Tim Badan Geologi ini mengungkapkan bahwa potensi lain pergerakan atau pergeseran tanah biasanya bisa disebabkan karena adanya aliran air.
Aliran ini bisa bersumber dari saluran pembuangan atau irigasi yang mengarah ke kebun–kebun sekitar sini, sehingga kultur tanah lepas bercampur pasir ini berpotensi menimbulkan longsoran baru.
Bupati Aceh Tengah melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Subhan Sahara menyampaikan kedatangan Tim Badan Geologi Kementerian ESDM bersama Dinas ESDM Provinsi Aceh ini berdasarkan permintaan Bupati Aceh Tengah.
“Mereka hadir untuk meneliti dan menjawab pertanyaan sebab terjadinya amblas dan longsornya tanah ini, serta menjawab harapan masyarakat Pondok Balik Kecamatan Ketol terkait penanganannya,” terang Kadis Lingkungan Hidup Aceh Tengah. (IA)