Tuwanku Raja Keumala, Ulama Pejuang Bangsawan Aceh
Selain memberi perhatian penuh dalam dunia pendidikan, Tuwanku Raja Keumala juga seorang sastrawan yang hebat. Banyak sekali karya tulis beliau dalam bentuk gubahan sastra Aceh yang merupakan saduran dari berbagai karya para ulama Arab seperti karya Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Ahmad Marzuk, Syekh Nawawi al-Bantani, al Habib Salim al-Hadhrami Yaman dan karya para ulama lainnya.
Dapat dipastikan bahwasanya Tuanku Raja Keumala merupakan Teungku Chik yang selain memiliki semangat perjuangan yang tinggi dan kepedulian yang besar terhadap Aceh, beliau juga mencintai ilmu pengetahuan agama dengan segenap jiwa dan raganya, dan segenap kemampuan yang ia miliki. Bahkan ada karya tulis beliau yang sedang ditulis namun ajal telah mendahului Teungku Chik tersebut.
Semua ulama Aceh menaruh hormat dan kagum atas kiprah Tuwanku Raja Keumala. Beliau dekat dengan para pemimpin-pemimpin Aceh, namun dalam waktu yang sama beliau juga tidak jauh dari para ulama, bahkan beliaulah bangsawannya ulama atau ulama yang berdarah bangsawan.
Beliau pernah berguru dari banyak para teungku chik dalam masa peperangan, berhasil ke Mekkah berguru dengan para masyayikh yang ada di Mekkah, dan berteman dengan ulama besar seperti Teungku Chik Empee Awee, Abu Hasan Kruengkalee, Abu Indrapuri, dan para ulama Aceh lainnya.
Beliau juga menulis banyak karya yang bermanfaat bagi ummat dan torehan itu akan dikenang sepanjang masa. Setelah pengabdian yang luar biasa bagi masyarakat Aceh maka wafatlah ulama besar bangsawan tersebut di tahun 1930 dalam usia muda 52 tahun. Rahimahullahu Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)