BSI Akan Buka Kantor Cabang di Arab Saudi Tahun Ini
JAKARTA — Emiten perbankan syariah PT Bank Syariah Indonesia (BSI) memperkirakan kantor cabang di wilayah Timur Tengah, yakni di Arab Saudi buka pada tahun ini.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan ada beberapa proses yang harus dipenuhi dalam pembukaan kantor cabang tersebut.
“Kami sedang mengajukan aplikasi, kalau luar negeri itu kan tidak semudah itu. Ada review, tanya jawab, dan lain sebagainya,” katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/1/2024).
Ia mengatakan pihaknya berharap kantor cabang baru BSI di Arab Saudi dapat dibuka pada tahun ini, sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya.
“Kami inginnya tahun ini. Inginnya semester ini, tapi belum tentu [negara] sananya kasih,” pungkasnya.
Sebelumnya pada paparan kinerja kuartal I-2023, Hery menyebut pembukaan cabang BSI baru di Arab Saudi potensial, mengingat banyaknya jumlah jemaah haji dan umrah asal Indonesia yang terus meningkat tiap tahunnya.
Hery menambahkan, negara Timur Tengah, seperti Saudi dianggap cocok dengan segmentasi dan kriteria perusahaan, yang mengedepankan aspek syariah.
Sementara itu, saat ini, kantor cabang BSI di Dubai tersebut merupakan satu-satunya bank syariah asal Indonesia yang berada di wilayah Timur Tengah.
Adapun Hery memperkirakan laba tahun lalu bakal tembus 30% secara tahunan (yoy).
Sebagai informasi, pada kuartal III-2023 BSI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar Rp4,2 triliun. Jumlah itu naik 31,04% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp3,21 triliun.
Salah satu pendorong laba bersih adalah pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) yang naik 12,44% yoy.
Kinerja sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga membuat rasio profitabilitas perusahaan meningkat. Tingkat pengembalian aset atau return on asset BSI naik dari 2,08% menjadi 2,3%.
Hal ini menggambarkan bahwa BSI bukan hanya tumbuh dari segi aset, tapi kemampuan mengelolanya juga meningkat.
Adapun pada periode yang sama BSI mencatatkan pembiayaan tumbuh 15,94%yoy menjadi sebesar Rp232 triliun dan mendorong aset bank tumbuh 14,23% yoy menjadi Rp 320 triliun.
Kemudian dari sisi penggalangan dana pihak ketiga (DPK), BSI membukukan Rp 262 triliun, tumbuh 6,91% yoy. Sebanyak 43,89% di antaranya merupakan tabungan atau senilai Rp 115 triliun. (IA)