PLN Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Aceh Tamiang

GM PLN Unit Induk Distribusi Aceh Parulian Noviandri, Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman dan PT Prima Energi Lestari melakukan peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) 12 MW di Aceh Tamiang, Selasa (25/7)

ACEH TAMIANG — PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh bersama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan PT Prima Energi Lestari melakukan peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sebesar 12 MW di di Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (25/7).

Pembangunan ini sebagai wujud komitmen PLN UID Aceh dan Pemkab Aceh Tamiang dalam mendukung Proyek Strategis Nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM yaitu memproduksi energi dengan pembangkit yang ramah lingkungan.

PLTBm merupakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan baku berupa limbah padat/tandan kosong kelapa sawit yang ada di sekitar lokasi usaha.

Kapasitas PLTBm yang akan dibangun adalah 1×13 MW output generator dan menyalurkan tenaga listrik sekitar 9,8 MW.

Dalam sambutannya Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman menyampaikan, dengan hadirnya PLTBm ini bisa membangun ekonomi masyarakat.

“Harapannya mudah-mudahan dalam 2 tahun ke depan, PLTBm ini sudah dapat beroperasi. Seluruh masyarakat mendukung sepenuhnya atas pembangunan PLTBm ini demi kepentingan bersama,” ujarnya.

Komisaris Utama PT Prima Energi Lestari Karimun Usman menyampaikan PLTBm ini sudah mulai dirintis beberapa tahun belakangan ini.

“Alhamdulillah pada hari ini sudah dapat terealisasi dan dilaksanakan peletakan batu pertama, yang diperkirakan akan selesai pembangunannya dalam 1,5 tahun kedepan. Berkat kerja sama antara pemerintah daerah dan TNI/Polri, projek ini dapat terlaksana dengan aman dan kondisif, sehingga insyaallah investor lain nantinya juga akan lebih nyaman dalam berinvestasi di Aceh,” katanya.

Sementara General Manager PLN UID Aceh Parulian Noviandri mengharapkan dengan hadirnya PLTBm ini bisa mengganti bahan bakar fosil ke energi terbarukan.

“Pembakaran minyak fosil memang paling cepat tetapi mahal secara operasional ditambah harga bakar fosil mahal. Apabila PLTBm 12 MW beroperasi, maka akan menswitch dari sebelumnya bahan bakar fosil ke energi terbarukan,” ujarnya.

Kondisi kelistrikan Aceh saat ini, kata Noviandri, sudah surplus energi listrik. Dengan telah beroperasinya PLTU Nagan Raya 3, saat ini kondisi kelistrikan di Aceh memiliki daya mampu 822 Megawatt dengan beban puncak 567 Megawatt, sehingga mengalami surplus 260 Megawatt.

Apalagi dengan akan beroperasinya PLTU Nagan Raya 4 sebesar 200 MW yang akan beroperasi pada Desember 2023, dan PLTA Peusangan 1 dan 2 dengan total daya 90 MW yang akan beroperasi pada akhir tahun 223 dan 2024.

Saat ini, PLN melayani lebih dari 1,6 juta pelanggan di Aceh dengan lebih dari 86% pelanggan rumah tangga.

“Dengan sistem kelistrikan Aceh yang semakin andal dan penambahan pembangkit ini, kita harapkan semakin banyak investasi di Aceh sehingga bisa menyerap surplus energi listrik,” tutupnya. (IA)

Tutup