Putin: AS Biang Kerok Genosida di Gaza, Solusinya Palestina Merdeka
MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Barat atas krisis di Timur Tengah. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Putin mengatakan elite penguasa Amerika Serikat (AS) dan “satelit” mereka berada di balik pembantaian warga Palestina di Gaza, termasuk perang di Ukraina, Afghanistan, Irak, dan Suriah.
“Mereka membutuhkan kekacauan terus-menerus di Timur Tengah. Oleh karena itu (Amerika Serikat) melakukan yang terbaik untuk mendiskreditkan negara-negara yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza, menghentikan pertumpahan darah, dan siap memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan krisis tersebut, dan tidak menjadi parasit di dalamnya,” ujar Putin, dikutip Selasa (31/10), dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Rusia mendukung gencatan senjata di Gaza dan solusi dua negara. Rusia juga menerima delegasi Hamas di Moskow, yang membuat Israel geram.
Selama setahun terakhir, Putin menyebut operasi militer khusus di Ukraina sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup Rusia melawan pasukan pimpinan AS. Sementara Barat bertekad menggunakan Ukraina untuk menghancurkan dan membongkar Rusia.
Putin mengatakan, Rusia sedang memerangi pasukan bayangan Amerika atas krisis Timur Tengah di medan perang Ukraina.
“Palestina hanya bisa tertolong dengan memerangi mereka yang berada di balik tragedi ini. Kami adalah Rusia dan kami memerangi mereka dalam konteks ‘operasi militer khusus’. Baik untuk diri kami sendiri maupun bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan sejati yang sesungguhnya,” ujar Putin.
Putin mengatakan, kunci untuk meyelesaikan konflik di Timur Tengah adalah dengan terbentuknya negara Palestina yang merdeka. Namun hal ini tidak menjadi tujuan Washington.
“Kunci untuk menyelesaikan konflik ini adalah terciptanya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka,” kata Putin, sembari menyiratkan bahwa hal ini bukanlah tujuan yang dinyatakan Washington.
Putin juga menyalahkan negara-negara Barat dan Ukraina, yang seperlimanya telah direbut oleh pasukan Rusia, atas penyerbuan bandara di Dagestan oleh massa pro-Palestina. Pada Ahad (29/10/2023) malam, kerumunan massa berusaha memburu penumpang dari Israel yang baru saja mendarat di bandara Makhachkala.
“Peristiwa di Makhachkala tadi malam diilhami, termasuk melalui jejaring sosial, tidak terkecuali dari wilayah Ukraina, oleh tangan agen intelijen Barat,” kata Putin.
Sebelumnya, Putin mengatakan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina menunjukkan kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah. Putin mengatakan, AS berupaya memonopoli negosiasi dengan negara Arab dan mengabaikan kepentingan Palestina.
“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah,” kata Putin.
Putin mengatakan, Amerika Serikat berusaha untuk memonopoli upaya internasional dalam menciptakan perdamaian di kawasan. Putin menuduh Washington mengabaikan upaya kompromi yang dapat diterima oleh masing-masing pihak.
“Amerika Serikat telah mengabaikan kepentingan Palestina, termasuk kebutuhan akan negara Palestina yang merdeka,” kata Putin.
Palestina menginginkan sebuah negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Seluruh wilayah yang diinginkan Palestina itu direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967.
Rusia dan China menjadi dua negara besar yang dengan lantang mengecam serangan Israel ke Gaza dan mendesak gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas. Kedua negara ini juga memveto resolusi Dewan Keamanan PBB usulan AS soal perang Hamas dan Israel lantaran dinilai hanya menyalahkan satu pihak.
Sebelumnya, Putin juga menekankan bahwa aksi Israel di Jalur Gaza adalah salah meskipun dilakukan dengan dalih pembalasan atas serangan Hamas. Sebab orang-orang tidak bersalah justru menjadi korban atas konflik ini.
“Jelas bagi kami bahwa orang-orang tidak bersalah seharusnya tidak bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan orang lain,” ucapnya.
“Perang melawan terorisme tidak dapat dilakukan sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif di mana orang tua, perempuan, anak-anak, seluruh keluarga dan ratusan ribu orang dibiarkan tanpa tempat tinggal, makanan, air, listrik dan perawatan medis,” lanjut dia.
Perang antara kelompok Hamas Palestina dan Israel terus memanas di hari ke-24 pada Selasa (31/10).
Israel terus meningkatkan gempuran ke Gaza dan Tepi Barat di tengah rencana mereka melancarkan invasi darat.
Associated Press (AP) melaporkan korban tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza bertambah menjadi 8.306 orang per Senin. Lebih dari 20 ribu orang lainnya terluka akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu. (IA/AFP/AP)