CALANG – Nama Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya (IKajaya) Amal Hasan kini santer diperbincangkan sebagai bakal calon (Balon) Bupati Aceh Jaya periode 2024-2029.
Mantan Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh ini memang sudah menyatakan siap maju menjadi kontestan menuju pucuk pimpinan di Aceh Jaya, tapi soal siapa yang akan mendampinginya dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut, masih berproses hingga kini belum diputuskan.
Ketika ditanya soal itu, Amal Hasan hanya menjawab secara diplomatis, pihaknya masih terus membangun komunikasi dan pendekatan dengan partai-partai politik serta tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh stakeholder Aceh Jaya agar nanti pada waktunya bisa menentukan figur terbaik sebagai pendamping yang yang diterima oleh semua kalangan dalam kebersamaan membangun Aceh Jaya.
“Soal wakil belum diputuskan dan semuanya berjalan dinamis. Yang pasti kita mempersiapkan diri untuk maju calon bupati sebagaimana harapan masyarakat yang selama ini telah memberikan dukungan baik secara moril maupun spirituil,” tegas Amal Hasan, Sabtu (20/4).
Terkait kendaraan politik apa yang akan digunakan, Amal Hasan mengaku terbuka dengan semua partai. Dinamika partai politik di Aceh Jaya menurutnya sangat fleksibel.
“Komunikasi politik secara timbal balik berjalan cukup harmonis dan sejauh ini kita menunggu bagaimana arah kebijakan koalisi yang akan dibangun,” ujar Amal Hasan.
Namun demikian, tambah Amal Hasan, juga tidak menutup kemungkinan jika tidak dicapai kesepakatan dengan partai pengusung (koalisi partai), masih terbuka opsi untuk maju melalui jalur independen.
“Opsi itu (calon independen) tetap ada. Kita lihat perkembangannya, yang penting saat ini adalah menjaga kepercayaan masyarakat dan amanah para pendiri Aceh Jaya untuk membangun Aceh Jaya menjadi lebih baik,” kata Amal Hasan yang saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA USK).
Sebagaimana diketahui, nama Amal Hasan menguat sebagai Balon Bupati Aceh Jaya, nama Amal Hasan sering kali dimunculkan dalam ruang publik baik di medsos atau forum informal lainnya dipasangkan dengan berbagai figur baik sebagai Balon Bupati atau wakil bupati.
Menanggapi hal tersebut Amal menjawab santai. “Saya hanya mempersiapkan diri untuk maju sebagai bakal calon bupati, belum ada opsi lain. Jadi kalau ada opini yang berkembang di ruang publik tentang pasangan paket bupati atau wakil itu saya kira hal yang lumrah sebagai bentuk ekspresi masyarakat dalam melihat berbagai kemungkinan menentukan pemimpin terbaik di masa depan. Tapi yang perlu diketahui secara formal tahapan dan prosesnya belum sampai ke sana, masih terlalu prematur. Kita tunggu saja nanti waktu yang tepat.
Harapannya masyarakat tidak terpengaruh dengan berbagai spekulasi akibat mulai meningkatnya suhu politik pilkada 2024. Ini harus dilihat sebagai hal wajar yang diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa pemilu legislatif (pilih caleg) berbeda dimensinya dengan pilkada (pilih kepala daerah). Jadi paradigma dan atmosfer politiknya juga berbeda,” pungkas Amal. (IA)