Bersedekah dari Harta Terbaik, Hakikat Memberi adalah Menerima
ACEH BESAR — Bersedekah merupakan ibadah sosial yang dianjurkan oleh Allah dan Rasulullah, karena di dalamnya mengandung banyak kebaikan dan keberkahan, terutama ajaran sosialisme.
“Untuk itu, kita diperintahkan bersedekah kapan pun dan dimanapun, dan salah satu hari yang mulia untuk bersedekah adalah hari Jum’at. Semoga apa yang disedekahkan pada hari Jum’at menjadi amal perbuatan yang baik,” demikian disampaikan Tgk Marwan SAg dalam khutbah Jum’at di Masjid Al Ikhlas, Kecamatan Leupung, Aceh Besar, Jum’at (11/8/2023).
Marwan menjelaskan, sedekah merupakan salah satu amal ibadah yang besar pahalanya, keberadaannya bukan hanya berkaitan dengan penghambaan kepada Sang Khaliq, namun juga merupakan sikap solidaritas kepada sesama manusia.
Allah memuji orang yang bersedekah tidak hanya dalam satu ayat, namun pada beberapa ayat dalam Al-Quran, di antaranya pada Al Baqarah ayat 3, “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.
Selain itu, pada surat Al-Hajj ayat 34-35 disebutkan “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami beri rezeki kepada mereka.
Demikian pula dalam beberapa hadits, tambah alumni IAIN Ar-Raniry, Rasulullah menyampaikan beberapa keutamaan bersedekah, di antaranya hadits dari Ibnu al-Mubarak Rasul bersabda, “Tidaklah seorang hamba memperbaiki sedekahnya kecuali Allah memperbaiki pengganti atas harta tinggalannya”.
“Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan dimana pun berada serta kepada siapapun, namun bersedekah memiliki pahala lebih besar bila dilakukan di waktu-waktu utama, di antaranya di hari Jum’at,” ujar Kepala MIN 31 Aceh Besar ini.
Di dalam banyak literatur fiqih, sebut khatib, anjuran bersedekah di hari Jum’at sebagaimana waktu-waktu utama yang lain memiliki nilai keutamaan lebih besar dari pada waktu lainnya.
Hari Jumat termasuk waktu yang utama untuk bersedekah, karena Jum’at merupakan hari raya orang Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits.
“Penekanan bersedekah di hari Jum’at dan waktu-waktu utama yang lain bukan berarti anjuran untuk menunda sedekah di waktu-waktu tersebut. Namun yang dimaksud adalah bersedekah di waktu-waktu tersebut memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan waktu-waktu lainnya. Seseorang dianjurkan bersedekah kapan saja dan lebih utama lagi dilakukan di hari-hari spesial seperti Jum’at,” sebut mantan penyiar Radio Baiturrahman tersebut.
Di antara wujud syukur bil arkan atau syukur dalam tindakan bisa kita lakukan dengan cara berbagi nikmat yang kita dapatkan kepada orang atau pihak lain.
Seperti saat kita bahagia mendapatkan nikmat rezeki berupa harta benda, kita bisa mengambil sebagian dari rezeki tersebut untuk kemudian diberikan kepada orang lain.
Langkah ini tentu akan membuat orang lain bahagia dan juga akan semakin menjadikan diri kita bertambah lebih bahagia lagi.
“Kita pun sebenarnya tak perlu khawatir jika berbagi rezeki dengan orang lain, rezeki kita akan berkurang. Kita perlu sadari bahwa rezeki bukanlah matematika yang secara logika 1-1= 0. Namun justru sebaliknya, rezeki adalah kehendak Allah semata yang terkadang kita alami sendiri 1-1 bisa menjadi 11,” katanya.
Kekhawatiran berkurangnya rezeki, jika dibagikan pada orang lain, tentu sangat tidak beralasan. Hal ini karena Allah pun telah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa rezeki yang ia berikan bukan hanya dari kita bekerja saja.
Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakinya dari jalan yang tidak disangka-sangka.
“Allah sejatinya yang memiliki skenario rezeki dalam hidup kita. Kita tetap diperintahkan berusaha dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Hasil yang kita dapatkan pun sejatinya bukan melulu karena hasil kerja keras kita. Semua itu sejatinya adalah kehendak dari Allah,” sebut Marwan.
Buktinya bisa kita lihat dan amati bersama-sama dalam kehidupan nyata. Terkadang kita melihat ada orang yang bekerja keras, siang malam, pergi pagi, pulang sore, namun hasil yang didapatkan masih kalah dengan seseorang yang terlihat santai dalam bekerja. Ini merupakan bukti bahwa rezeki adalah hak prerogatif Allah.
“Oleh karenanya, mari kita budayakan untuk saling berbagi, bersedekah dari harta terbaik, dan berinfak dari rezeki yang telah Allah berikan agar kita senantiasa mendapatkan keberkahan. Sekali lagi, jangan khawatir untuk berbagi, karena hakikat memberi adalah menerima,” pungkasnya. (IA)