Hindari Kehancuran Bangsa, Jangan Tinggalkan Generasi Lemah
ACEH BESAR — Generasi emas harus disiapkan dari sekarang, jika tidak, maka kehancuran estafet bangsa akan terjadi. Generasi yang lemah dan rusak akan merebak di segala sudut penjuru, sebagaimana Allah telah berpesan, agar jangan meninggalkan sebuah generasi yang lemah, yang akan merusak dan menghancurkan dirinya sendiri, lingkungan sekitar dan bangsanya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (DPWI BKPRMI) Aceh Ustaz Dr Mulia Rahman SPdI MA menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jum’at di Masjid Besar Abu Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, 1 Desember 2023 bertepatan dengan 17 Jumadil Awwal 1445 Hijriah.
Ustaz Mulia Rahman menguraikan, generasi emas yang dibentuk sekarang adalah calon pemimpin masa depan bangsa. Mereka telah ditempa melalui nilai-nilai Al-Quran dan as-Sunnah, serta menjadikan masjid sebagai simbol persatuan umat. Hal tersebut pula yang dilakukan oleh Rasulullah, dalam mempersiapkan para sahabat dan generasi-generasi para sahabat pada masa itu.
Generasi emas adalah dambaan setiap umat, yaitu generasi kuat iman, berakhlak mulia, dan memberikan kontribusi positif bagi perubahan masyarakat.
Untuk mewujudkan generasi emas, umat islam perlu memperhatikan pondasi yang kokoh dalam keluarga, masjid, dan Al-Quran.
“Dalam konteks ini, keluarga adalah landasan utama dalam pembentukan karakter suatu generasi. Sementara masjid, sebagai rumah Allah, juga memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai syariat islam dan moral Al-Quran, pedoman hidup yang utama, menjadi sumber inspirasi dan petunjuk bagi kehidupan kita,” tambah Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nusantara ini.
Ustaz Mulia menjelaskan tiga cara mewujudkan generasi emas yang berbasis pada tiga pondasi utama.
Pertama, meningkatkan peran keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi setiap individu. Di sini, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan teladan dan pendidikan dinul Islam kepada anak-anak. Memperkuat hubungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan pendidikan agama yang kokoh, akan dapat membentuk generasi yang kuat, berani dan berintegritas.
Kedua, peran masjid. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat pembelajaran dan kegiatan keagamaan. Melalui pengajian, ceramah, dan program-program keislaman, masjid memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama Islam. Keluarga dapat diperkuat melalui hubungan yang baik dengan agama, memperluas pengetahuan keislaman, dam berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masjid.
Ketiga, peran Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Menjadikan Al-Quran sebagai pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari membantu membentuk karakter yang kokoh dan berakhlak mulia. Keluarga yang menghidupkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari akan melahirkan generasi emas yang mampu mengelola kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
“Untuk mewujudkan generasi emas yang berbasis masjid dan Al-Quran melalui institusi keluarga yang sakinah, kita perlu terus meningkatkan kualitas hubungan keluarga, aktif dalam berbagai kegiatan masjid, dan memperdalam pemahaman, serta implementasi Al-Quran dalam kehidupan keluarga, berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (IA)