Semua Muslim Rindu Surga, Syaratnya Taubat dan Taqwa
Ayat ini menjelaskan sifat-sifat orang bertakwa. Pertama, orang yang selalu menafkahkan hartanya baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan (miskin), sesuai dengan kesanggupannya.
Menafkahkan harta itu tidak diharuskan dalam jumlah yang ditentukan, sehingga ada kesempatan bagi si miskin untuk memberi nafkah.
“Bagi orang kaya dan berkepanjangan tentulah sedekah dan dermanya harus disesuaikan dengan kesanggupan. Sungguh amat janggal bahkan memalukan bila seorang yang berlimpah-limpah kekayaannya hanya memberikan derma dan sedekah sama banyaknya dengan pemberian orang miskin,” tegasnya.
Kedua, orang yang menahan amarahnya. Ketika kemarahan mempengaruhi mereka, mereka menahannya, yaitu, mereka menyembunyikannya sehingga mereka tidak menampakkannya, dan memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat jahat kepadanya.
Biasanya orang yang memperturutkan rasa amarahnya tidak dapat mengendalikan akal pikirannya dan ia akan melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat, sehingga apabila dia sadar pasti menyesali tindakan yang dilakukannya itu dan dia akan merasa heran mengapa ia bertindak sejauh itu.
Orang yang benar-benar bertakwa pasti dapat menguasai dirinya pada waktu sedang marah.
Ketiga, orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain sedang kita sanggup membalasnya dengan balasan yang setimpal, adalah suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
Mungkin membalas kejahatan dengan kejahatan masih dalam rangka keadilan tetapi harus disadari bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan pula tidak dapat membasmi atau melenyapkan kejahatan itu. Mungkin dengan adanya balas membalas itu kejahatan akan meluas dan berkembang.
Keempat, orang yang berbuat baik. Berbuat baik termasuk sifat orang yang bertakwa, maka di samping memaafkan kesalahan orang lain hendaklah memaafkan itu diiringi dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.
“Keempat sifat tersebut telah kita laksanakan selama bulan Ramadhan yang lalu. Kita selalu menafkahkan harta kita di jalan Allah dengan banyak mengeluarkan nafkah untuk keluarga, bersedekah dalam banyak hal apalagi berderma saat hari raya serta mengeluarkan zakat fitrah. Selama ibadah puasa kita juga selalu menjaga amarah agar pahala ibadah puasa kita terpelihara. Di akhir Ramadhan atau di hari raya kita sudah saling memaafkan antar sesama dan sudah banyak berbuat baik dengan sesama,” tambahnya.