Kepala BPIP Ajak Warga Aceh Syukuri Nikmat Kemerdekaan dengan Penerapan Pancasila
LHOKSEUMAWE — Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi MA PhD menegaskan proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hadiah dari bangsa lain.
“Melainkan kemerdekaan bangsa ini hasil jerih payah para pendiri bangsa kita saat melawan para penjajah”, ujar Yudian Wahyudi saat melakukan “Pencanangan Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih” di Kota Lhokseumawe, Sabtu (17/6/2023).
Ia mengajak kepada Pemerintah dan masyarakat Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, mensyukuri nikmat Tanah Air yang subur, Tanah Air yang kaya, dan Tanah Air yang merupakan replika dari surga.
“Mari kita bersyukur karena kita (Bangsa Indonesia diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa,” ajaknya.
Cara mensyukuri nikmat Tuhan yang sudah diberikan tentu tidak hanya sekadar melalui ucapan lisan, tetapi juga penghayatan dalam kalbu kemudian diimplementasikan dalam perbuatan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Prof Yudian menjelaskan Bendera Kebangsaan (Merah Putih) bukan sekadar Bendera melainkan filosofis yang penuh makna yakni disebut penjelmaan manusia.
Warnanya yang merah melambangkan keberanian, putihnya melambangkan kesucian.
“Bung Karno berkata “merah putih juga menyiratkan arti bibit pertama dari penjelmaan manusia: getih ibu merah dan getah ayah putih,” ujarnya.
Merah juga dapat diartikan sebagai unsur jasadiyah manusia, yaitu tubuh, sedangkan putih mewakili unsur rohani manusia, yaitu jiwa.
“Sang Merah Putih wajib kita hormati. Karena padanya terdapat sejarah tumpah darah perjuangan para pahlawan yang membawa bangsa ini menuju pintu gerbang kemerdekaan,” tegasnya.
Dirinya mengajak untuk tetap dan terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan, dimulai dari diri pribadi, lingkup keluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Dr Bahtiar MSi saat membacakan pidato Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, mengajak untuk tetap membangun semangat perjuangan bangsa Indonesia.
“Meskipun masih banyak tantangan dan ancaman seperti krisis, pangan, krisis energi, kemiskinan, pengangguran dan stunting. Namun berkat dukungan semua dengan aksi gotong royong kita dapat bertumbuh dengan baik,” paparnya.
Tidak hanya itu ia juga mengajak kepada masyarakat Lhokseumawe untuk tidak meninggalkan sejarah, karena sejarah adalah cerminan untuk terus berjuang.
Sebagai bangsa besar tentu kita tidak boleh meninggalkan sejarah, karena sejarah adalah tonggak cerminan kita untuk terus berjuang.
“Kita harus mengingat kembali bagaimana para pahlawan kita untuk memerdekakan bangsa ini, termasuk masyarakat dan tentara dari Aceh,” tegasnya.
Pihaknya menyebut bendera merupakan Identitas sarana dan eksistensi yang harus dihormati seluruh Bangsa Indonesia termasuk Bangsa lain.
“Kegiatan ini diharapkan tidak hanya seremonial belaka, melainkan momentum memupuk jiwa patriotisme sebagai modal pembangunan secara gotong royong,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama Pj Wali Kota Lhokseumawe Dr Imran mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam menyongsong Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menggelorakan semangat nasionalisme, diawali dari pulau Indonesia bagian barat sampai ujung pulau bagian timur,” ujarnya.
Ia menyebut tahun ini pihaknya telah membagikan 10.000 bendera untuk masyarakat khususnya di Lhokseumawe dan ditargetkan tahun depan jumlah bendera terus bertambah.
Dirinya juga menyebut Kota Lhokseumawe masyarakatnya memiliki persatuan dan kesatuan sehingga sampai saat ini masyarakatnya kondusif.
“Kita bangga dan berharap masyarakat terus menjaga kondusifitas dan keamanan,” tutupnya.
Dalam kesempatan tersebut juga ikut mendampingi Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir Prakoso MM, hadir juga Irjen Kemendagri Tomsi Tohir Balaw, Rektor IPDN Dr Hadi Prabowo, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prof Agus Moh Najib MAg, Forkopimda Aceh dan Kota Lhokseumawe. (IA)