Aceh Jaya — Persantuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Jaya bekerja sama dengan Konservasi Penyu Aron Mebanja melakukan pelepasan Penyu (Anak Tukik) di Pantai Panga,
Pelepasan tukik di area Konservasi Penyu Aron Meubanja Desa Keude Panga, Kecamatan Panga, Aceh Jaya, Sabtu (06/02/2021) sekitar pukul 18.00 WIB, dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-75.
Pelepasan tukik tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan PWI Aceh Jaya guna memeriahkan HPN yang jatuh pada 9 Februari 2021.
Turut jadir Wakil Bupati Aceh Jaya Tgk Yusri S, Dandim 0114/Aceh Jaya Letkol CZI Arief Hidayat M.Han, Ketua Kelompok Konservasi Penyu Aron Meubanja Murniadi alias Dedi Penyu, wartawan dan pengurus PWI Aceh Jaya serta mahasiswa dan masyarakat.
Ketua PWI Aceh Jaya, Sa’dul Bahri mengatakan, pelepasan tukik tersebut merupakan salah satu agenda yang digelar PWI Aceh Jaya dalam memeriahkan Hari Pers Nasional.
“Dalam rangka HPN ini, selain pelepasan penyu juga akan di gelar doa bersama dan santunan untuk keluarga wartawan,” kata Ketua PWI Aceh Jaya, Sa’dul Bahri seusai acara pelepasan tukik di Pantai Panga.
Ia berharap, tempat konservasi penyu aron mebanja agar bisa menjadi destinasi wisata di Aceh khususnya Kabupaten Aceh Jaya.
“Tempat konservasi ini agar terus berkembang untuk kemajuan daerah kabupaten Aceh Jaya,” jelasnya.
Selain itu, tempat konservasi penyu aron mebanja agar menjadi pusat perhatian pemerintah terurama dalam mengupayakan akses jalan.
Sementara Wakil Bupati Aceh Jaya Tgk Yusri S menyambut baik kegiatan pelepasan penyu yang dilaksanakan para wartawan yang bekerjasa sama dengan Konservasi Penyu Aron Mebanja di Aceh Jaya.
“Kami atas nama pemerintah daerah sangat mendukung, baik kegiatan HPN maupun pelepasan penyu yang tujuannya untuk mendongkrak ekonomi masyarakat dalam bidang wisata,” kata Tgk Yusri S.
Dandim 0114/Aceh Jaya Letkol CZI Arief Hidayat M.Han menyampaikan apresiasi kepada PWI Aceh Jaya yang telah menyelenggarakan pelepasan tukik sebagai rangkaian kegiatan menyambut HPN ke-75 tahun.
Pada kesempatan ini Dandim juga menyampaikan filosofi kehidupan tukik dengan kehidupan wartawan.
“Bagi saya ini luar biasa (pelepasan tukik), kerasnya kehidupan anak penyu mengingatkan saya pada kehidupan wartawan. Filosopinya luar biasa. Saya berpesan kepada wartawan Aceh Jaya tetap semangat, tetap menjadi bagian kontrol sosial dan corong bagi masyarakat yang selama ini sudah berjalan luar biasa dan semoga ke depan menjadi lebih baik,” kata Dandim.
Selain itu Dandim memberikan pesan khusus kepada insan pers agar terus meningkatkan kualitas pemberitaan dan tetap bertahan padi jati diri wartawan yang seharusnya.
Sebelumnya Ketua Kelompok Konservasi Penyu Aron Meubanja Murniadi alias Dedi Penyu menjelaskan bahwa peluang hidup tukik ini sangat sedikit yaitu rata – rata hanya satu persen saja.
Ancaman keberlangsungan hidup tukik ini juga datang dari oknum masyarakat yang kerap mengambil telur tukik untuk dikonsumsi.
Untuk diketahui Kelompok Konservasi Penyu Aron Meubanja ini telah berdiri sejak tahun 2012. Lokasi ini sudah banyak didatangi oleh sejumlah kalangan baik mahasiswa, peniliti maupun wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar Provinsi Aceh. (IA)