Seekor Gajah Betina Ditemukan Mati di Karang Ampar Aceh Tengah

Seekor gajah liar betina ditemukan mati di perkebunan warga Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Jum'at (9/6/2023)

ACEH TENGAH – Seekor gajah Sumatera betina ditemukan mati di kawasan Kampung Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah

Gajah yang berusia tiga tahun tersebut mati beberapa hari lalu di area perkebunan warga dan hanya berjarak 300 meter dari perkampungan.

Belum diketahui penyebab dari kematian gajah tersebut. Saat ini, tim autopsi dari BKSDA Aceh, sudah bergerak ke Takengon, Aceh Tengah

Dugaan sementara, gajah betina tersebut mati akibat keracunan. Saat ditemukan bangkai gajah sudah dalam kondisi perut membesar, lidah hitam memar, anus menyembul dan mata terpejam ke dalam.

Bangkai gajah itu ditemukan sekitar ratusan meter dari rumah warga. Karang Ampar selama ini menjadi wilayah yang kerap mengalami konflik gajah liar dan manusia.

Kepala Resort VI Takengon Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Tengah Saidi mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi keberadaan gajah mati pada Jum’at (9/6/2023) dan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan.

“Gajah yang ditemukan mati sekitar tiga atau empat tahun dan diperkirakan sudah mati beberapa hari lalu,” kata Saidi dalam keterangannya, Sabtu (10/6/2023).

Tim BKSDA Aceh sudah menurunkan tim ke lapangan untuk nekropsi atau bedah bangkai gajah itu. Tim BKSDA Aceh akan membedah bangkainya untuk mengusut penyebab kematian.

Idi (50 tahun) salah seorang warga setempat yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) Tangak, Kampung Kampar, adalah orang pertama yang menemukan bangkai gajah betina tersebut, karena berdasarkan lokasi bangkai gajah yang sudah mulai membusuk ini terletak di perkebunannya.

Idi mengaku mengetahui keberadaan bangkai gajah tersebut sejak dua hari yang lalu, saat ia hendak mengontrol tanaman pohon aren yang ada di perkebunan tersebut.

Sementara Kepala Desa (Reje) Karang Ampar, Saleh Kadri mengatakan, kematian gajah ini merupakan kasus kesekian kalinya yang ditemukan di kawasan tersebut.

Ia mengaku sudah kehabisan akal dalam memohon kepada pemerintah, baik kabupaten, provinsi maupun nasional guna untuk mendapatkan solusi dalam penanganan konflik antara gajah dan masyaraknya yang sudah banyak memakan korban baik materi dan korban nyawa ini. (IA)

Tutup