Bupati Mirwan Turun Langsung Dengar Keluh Kesah Guru di Aceh Selatan
“Di sekolah yang kami pimpin selama ini secara sarana dan prasarana masih kekurangan ruang kegiatan belajar (RKB), sehingga kita harus manfaatkan ruang-ruang gudang untuk pembelajaran,” sebutnya.
Safran yang turut bicara mewakili Kepala sekolah dan guru SDN 1 Tapaktuan juga menyampaikan persoalan yang dialami sekolah tempatnya mengajar.
“Kendala kami selama ini, setiap penerimaan murid baru tiap tahunnya terjadi kekurangan murid, tentu hal ini sangat memprihatinkan. Kami menyarankan dibuat kuota penerimaan setiap sekolah agar sekolah merata,” katanya.
Tak hanya itu, Kepala SDN 5 Unggul Tapaktuan Desi Rosnita menyebutkan mutu guru dan minat dari orang tua juga harus dipikirkan oleh pihak sekolah agar siswa maupun orang tua memasukan siswa ke sekolah yang dipimpinnya.
“Permasalahan yang kami alami selama ini akses jalan bagi sekolah yang memiliki dua sekolah dalam satu lingkungan sekolah. Sementara itu, pengaturan anggaran sekolah semestinya sesuai dengan jumlah siswa, namun sejak dua tahun lalu anggaran bos sekolah yang tercatat 25 siswa justru anggarannya diperuntukkan untuk sebanyak 80 siswa,” tuturnya.
Setelah mendengarkan berbagai keluh kesah, saran dan aspirasi dari perwakilan guru, kepala sekolah dan pengawas, Bupati Mirwan MS kembali memberikan tanggapan.
Menurut Mirwan, dengan adanya program ‘Bupati Mendengar’ ini, dirinya dapat mengetahui dan memahami dengan mendengar langsung permasalahan dan berbagai kendala yang dihadapi.
“Insya Allah, kita akan segera menyikapi dan menindaklanjuti semua permasalahan yang telah disampaikan. Apalagi persoalan bidang pendidikan dan kesehatan jadi perhatian serius kami dalam membangun Aceh Selatan ke arah yang lebih maju dan produktif,” tutupnya.