Aceh Minim Industri, Surplus Listrik Dipasok ke Sumut

General Manager PT PLN Wilayah Aceh Parulian Noviandri saat menyampaikan pemaparan pada kegiatan media gathering berlangsung di Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Sumbagut, Selasa (3/10/2023)

MEDAN — PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh telah merencanakan tambahan pasokan daya sebesar 240 megawatt (MW) pada tahun 2023.

Pasokan daya ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya sebesar 200 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan sebesar 40 MW.

Sehingga total daya yang tersedia akan mencapai 850 MW, dengan surplus 293 MW di atas beban puncak sekitar 557 MW.

General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Parulian Noviandri mengatakan, untuk saat ini saja Aceh surplus energi listrik, dimana kelebihan energi listrik ini akan didorong dipergunakan untuk investasi di Aceh.

Maka dengan iklim investasi saat ini, Aceh bisa mengirim listriknya ke luar Aceh. Apalagi industri di Aceh hanya 1%.

Minimnya industri di Aceh menyebabkan kelebihan atau surplus listrik dipasok ke wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang memiliki banyak industri.

Hal itu disampaikan Parulian Noviandri didampingi Asisten Manajer Bagian Operasi Sistem Sumbagut, Aimanuddinil Bilad pada kegiatan media gathering yang berlangsung di Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Sumbagut, Medan, Selasa (3/10/2023).

Meskipun Aceh surplus energi listrik, lanjutnya, namun jika terkena gangguan alam tetap juga bisa terjadi pemadaman.

Parulian Noviandri menyampaikan, adapun beberapa gangguan alam yang dimaksud, seperti tumbangnya pohon saat angin kencang, tanah longsor, tupai dan hewan melata yang melintasi kabel transmisi sehingga terganggunya aliran listrik di transmisi setempat.

“Gangguan alam ini tidak bisa kita prediksikan, namun kita PLN Aceh akan tetap meminimalisir gangguan dengan merapikan ranting dan pohon yang dianggap mengancam terputusnya aliran listrik sehingga menyebabkan padamnya listrik, di kabel sutet juga kita buat batasan sehingga tupai atau pun ular tidak dapat melintas,” ujarnya.

Parulian Noviandri juga menyampaikan, pemadaman juga terjadi saat petugas PLN melakukan pemeliharaan di pembangkit.

Dan saat pemeliharaan tersebut, adakalanya harus dilakukan pemadaman listrik di beberapa wilayah karena ketidakcukupan daya.

Namun sudah lima tahun ini, kondisi itu sudah jarang terjadi oleh karena itu perlu dukungan masyarakat.

Pada kesempatan itu Parulian Noviandri menjelaskan, kegiatan media gathering ini merupakan agenda rutin dilakukan oleh PLN UID Aceh, seperti di PLTA peusangan di Aceh Tengah, PLTU Nagan Raya, lalu di Sabang pada tahun lalu.

Untuk kali ini kegiatan yang sama yaitu untuk melihat bagaimana kelistrikan di Sumbagut Medan. dan tahun ini pihaknya membawa para awak media dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI), dengan tujuan untuk menepis informasi yang berkembang di masyarakat bahwa listrik yang dikirim ke Aceh dari Sumut, tapi secara umum Aceh sudah mandiri kelistrikan saat ini.

Parulian Noviandri mengungkapkan, produksi listrik di Aceh saat ini berasal dari PLTMB Arun Lhokseumawe dan PLTU Nagan Raya, juga dibantu oleh 15 pembangkit listrik lainnya dan energi baru terbarukan yang ada di Aceh.

“Jadi kelistrikan di Aceh itu terkoneksi atau terhubung dengan UPB Sumbagut dan kelebihan daya listrik di aceh bisa kita suplai ke medan dan sekitarnya,” pungkasnya. (IA)

Tutup