Tak Ada Gas, PIM Matikan Lagi Pabrik NPK Usai Dua Bulan Diresmikan Jokowi

PT PIM matikan lagi pabrik pupuk NPK karena tak ada pasokan gas

ACEH UTARA – Akibat tidak ada lagi pasokan gas, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) kini telah mematikan lagi pabrik pupuk NPK yang ada Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

Direktur PT PIM Budi Santoso Syarif mengatakan, PIM saat ini memiliki dua pabrik urea dan satu pabrik NPK yang baru saja diresmikan Presiden RI Joko Widodo.

“Pada awal tahun 2023 lalu, kami sempat mengoperasikan kembali pabrik PIM-1 yang sudah lama tidak beroperasi, sehingga tiga pabrik sempat beroperasi secara bersamaan. Namun karena keterbatasan pasokan gas, pabrik PIM-1 hanya dapat beroperasi selama dua bulan, dan pabrik NPK di-shutdown atau dimatikan lagi karena belum memperoleh rayonisasi subsidi dari pemerintah,” ujar Budi Santoso Syarif, Jum’at (29/3).

Menurut Budi, untuk keberlangsungan perusahaan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku utama yaitu gas.

Dalam waktu dekat, terdapat potensi gas dari Blok Gebang Sumatera Utara yang volumenya dapat mencukupi untuk mengoperasikan PIM-1.

Diperkirakan dapat digunakan pada Semester II tahun 2025. Sementara itu, pabrik NPK akan segera beroperasi kembali mulai April 2024 karena PIM sudah memperoleh rayonisasi pupuk NPK bersubsidi dari pemerintah.

“Seperti yang kita ketahui beberapa waktu lalu ada informasi penemuan Blok Andaman dengan potensi cadangan gas 6 TCF. Ini merupakan potensi gas yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi produk-produk hilirisasi petrokimia.

Kita semua berharap, gas tersebut dapat kita proses menjadi produk hilirisasi dengan membangun pabrik-pabrik baru seperti blue ammonia, methanol, green ammonia, dan green hydrogen di Kawasan IMIA”.

“Bila hal ini terwujud, akan memberi manfaat lebih besar lagi kepada masyarakat lingkungan perusahaan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh secara khusus dan Indonesia pada umumnya,” kata Budi.

Budi menyadari operasional perusahaan dan program-program pengembangan ke depan tidak akan maksimal tanpa adanya dukungan dari semua stakeholder.

Untuk itu Budi berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar terciptanya iklim investasi yang kondusif khususnya di Kecamatan Dewantara sehingga cita-cita membangkitkan kembali industri di Aceh Utara melalui Kawasan KEK Arun Lhokseumawe dapat terealisasi dengan segera.

“Kami mengharapkan doa dan dukungan masyarakat untuk diberikan kelancaran operasional perusahaan, mendapatkan pasokan gas sesuai yang kita rencanakan, sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta mampu memberikan manfaat yang lebih besar lagi khususnya untuk masyarakat di lingkungan perusahaan dan masyarakat Aceh pada umumnya,” pungkasnya. (SAN)

Tutup