INFOACEH.NET, BANDA ACEH — Memperingati Hari Thalasemia Sedunia (World Thalassemia Day) yang jatuh pada 8 Mei setiap tahunnya, Pj Ketua PKK Aceh Mellani Subarni mengunjungi RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh guna membesuk puluhan pasien Thalasemia yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, Rabu (8/5/2024).
Kedatangan Mellani disambut para dokter yang bertugas di Poli Thalassemia RSUDZA serta pihak Yayasan Darah Untuk Aceh. Mellani terlihat menyapa para pasien dan keluarga pasien saat mereka menjalani proses transfusi darah.
Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Para penderita thalassemia umumnya harus menjalani transfusi darah seumur hidup mereka.
“Karena hari ini Hari Thalasemia, saya berkesempatan hadir di sini untuk memberi semangat, karena mereka membutuhkan transfusi darah mungkin bisa dibilang seumur hidupnya,” kata Mellani di sela kunjungan.
Mellani menjelaskan, para pasien thalasemia yang dirawat di RSUSDZA membutuhkan tingkat pengobatan yang berbeda, dimana ada yang harus menjalani transfusi rutin setiap minggunya hingga setiap bulan.
Mengingat kebutuhan transfusi darah yang rutin untuk para pasien thalasemia, Mellani mengimbau kepada masyarakat Aceh untuk aktif mendonorkan darah mereka dalam upaya bersama membantu pasien.
“Marilah kita mendonorkan darah, karena setetes darah kita sangat dibutuhkan oleh anak-anak kita, terutama pasien thalasemia,” kata Mellani.
Sementara itu dokter spesialis yang bertugas di Poli Thalassemia RSUSDZA, dr Eka Destianti SpA(K), mengatakan saat ini tercatat jumlah pasien thallasemia yang menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut mencapai 676 pasien.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Aceh dengan beragam usia, mulai anak-anak hingga dewasa.
Ketua Yayasan Darah Untuk Aceh Nurjannah Husein mengatakan, data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI mencatat 676 pasien Thalassemia di Aceh yang menjalani perawatan menggunakan BPJS Kesehatan.
Namun begitu pihaknya mengungkap masih ada penderita thalassemia di berbagai daerah yang belum terdata dengan baik sehingga belum mendapatkan perawatan maksimal.
Kata Nurjannah, Thalassemia bisa diturunkan secara genetik bila salah satu pasangan memiliki sifat pembawa thalassemia. Karenanya untuk mencegah thalassemia, sangat penting untuk melakukan skrining thalassemia sebelum menikah untuk mendeteksi pembawa hemoglobinopati.
“Otomatis pada saat tidak dilakukan skrining pra nikah atau jauh hari sebelumnya, kemungkinan ketemu pasangan sesama pembawa sifat thalassemia itu tinggi, jadi akan ada lagi penderita (anak yang dilahirkan) dengan kondisi thalasemia,” ujar Nurjannah. (MUS)