BANDA ACEH — Ramadan memang bulan penuh keberkahan dan banyak keutamaan pada bulan umat Muslim berpuasa sebulan penuh tersebut.
Pada bulan Ramadan, doa-doa akan mudah dikabulkan Allah SWT, jika mengetahui waktu-waktu yang mustajab.
Sebagaimana diketahui, mustajabnya doa ada dua kategori, yakni berdoa pada tempat yang diberkahi dan berdoa pada waktu yang tepat.
Berdoa pada tempat yang diberkahi yaitu di Tanah Suci, Mekkah dan Madinah.
Sedangkan berdoa pada waktu yang tepat adalah ketika bulan Ramadhan.
Ustadz Dr Mizaj Iskandar Usman LLM (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar Raniry) menjelaskan terkait makbulnya doa dalam bulan puasa pada program Serambi Spritual, Kamis (29/4).
Dengan tema “Ramadhan Bulan Makbulnya doa”, Ustadz Mizaj Iskandar membahas secara tuntas mengenai waktu-waktu pada bulan Ramadan yang makbul dikabulkan doa.
Tausyiah Ramadhan 1442 H dalam program Serambi Spritual bekerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI)
Program Serambi Spiritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin KWPSI.
Waktu Mustajab Berdoa
Saat Ramadan, ada keistimewaan mustajabnya doa, yakni pada malam Lailatul Qadar selain beberapa mustajab dikabul doa oleh Allah SWT.
Selain pada malam Lailatul Qadar, ada beberapa waktu yang mustajab dikabulkan doa, yakni pada 1/3 malam (sepertiga malam). Atau ketika melaksanakan salat, mustajab dikabulkan doa pada saat melakukan sujud.
“Potensi doa mudah dikabulkan, seperti pada sepertiga malam misalnya, yakni pada saat melakukan salat tahajud.
Dalam salat, ketika bersujud merupakan waktu paling mustajab untuk memperbanyak doa, karena dalam posisi salat, yang paling dekat dengan Allah SWT yakni pada posisi bersujud,” kata Ust Mizaj.
Tiga Keberkahan Ramadhan
Pada bulan puasa, terbagi menjadi tiga waktu, yakni pada permulaan, pertengahan dan pengakhiran.
Yang paling utama pada 10 hari terakhir Ramadhan, sebagaimana hadits-hadits dan referensi lainnya menyebut Lailatul Qadar ada pada 10 malam akhir Ramadhan.
“Awal Rahmat, tengah pengampunan dan akhirnya pembebasan dari belenggu api neraka, adanya penekanan untuk memprioritaskan ibadah di akhir Ramadhan, karena terdapat malam Lailatul Qadar.
Kita tidak tahu pada malam ke berapa hadist Lailatul Qadar, maka sangat dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada 10 terakhir Ramadhan,” tambah dosen UIN Ar-Raniry ini.
Bercermin dari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ketika 10 akhir Ramadhan memprioritaskan ibadah daripada aktivitas lainnya.
Rasulullah melakukan itikaf pada 10 akhir Ramadhan dan mengurangi makan.
“Rasul pada 10 akhir Ramadhan memfokuskan diri untuk melakukan ibadah dan menjauh dari sifat keduniaan,” sebutnya.
Ust Mizaj juga membagikan pengalamannya ketika berada di Arab, sebutnya berbeda jauh dengan Indonesia, masjid penuh pada pertama Ramadhan namun pada penghujung masjid menjadi sepi.
Lain halnya dengan negara-negara di Arab, pada 10 akhir Ramadhan penuh dengan jamaah, bahkan banyak yang membawa keluarga ikut serta melakukan i’tikaf di masjid.
“Di negara Arab, pada 10 akhir masjid-masjid dipenuhi jamaah. Ramadan sangat spesial dalam Islam sampai Rasulullah SAW mengatakan lebih baik orang mendapatkan Ramadhan sekali lagi daripada mati syahid fi sabilillah,” pungkasnya.