Ustaz Aufa Safrijal: Allah Muliakan Orang yang Berpuasa
ACEH BESAR — Allah Maha Kuasa menghinakan manusia di dunia dan menghinakan pula di akhirat, karena tidak mau memuliakan apa yang dimuliakan Allah.
Begitu pula sebaliknya, kalau manusia memuliakan apa yang dimuliakan Allah, maka Allah akan memuliakan kita.
Kali ini, Allah memuliakan puasa, kita muliakan puasa, maka Allah akan memuliakan orang-orang beriman yang berpuasa.
Aufa Safrijal Putra Lc MA, Wakil Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Hidayah Meusara Agung, Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jum’at di Masjid Al Ikhlas, Kantor LAN, Kecamatan Darul Imarah, 22 Maret 2024 bertepatan dengan 11 Ramadhan 1445 Hijriah.
Kandidat doktor UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini menjelaskan, Allah memberikan puasa kepada umat manusia karena Allah sayang pada kita.
Di sinilah bulan kita memohon ampun pada Allah atas dosa-dosa kita yang bertaburan di atas bumi Allah. Inilah saatnya kita memohon kemampuannya.
“Dari sini akan kita pahami begitu sayangnya Allah pada kita. Lalu kemuliaan mana yang akan kita cari, apakah kemuliaan manusia yang kita cari yang tidak bisa menjanjikan apa-apa terhadap kita,” ujarnya.
Karena itu, ia meminta orang-orang beriman untuk mencari ridha Allah, bukan ridha manusia, tetapi kadang kadang kita yang membuat miris adalah kita lebih sibuk mencari ridha manusia dari pada ridha Allah, padahal yang benar-benar menyayangi kita adalah Allah.
“Coba saja kita bayangkan ketika kita mendatangi Allah, siapa yang menunggu kita, jawabannya adalah Allah, tetapi kita setiap ditunggu oleh Allah kita tidak pernah mendatanginya, subuh, zuhur, ashar, maghrib, serta isya, tidak mau kita datang,” ungkapnya.
Ustaz Aufa membandingkan ketika kita ingin membuat janji dengan para pejabat, siapa yang menuggu, yang menunggu adalah kita. Kadang-kadang orang yang kita sudah buat janji tidak pernah menunggu kita karena kesibukannya.
Kita juga melihat ketika kita berbuat baik kepada sesama manusia, walaupun ribuan tahun kita berbuat baik, 1000 tahun lamanya dan apabila kita buat sedikit saja kesalahan, yang diingat manusia justru kejahatan kita yang sedikit itu. Ia melupakan ribuan kebaikan kita.
“Tetapi, ketika kita bermuamalah dengan Allah yang terjadi adalah sebaliknya. Maka marilah kita merenungkan siapa yang akan kita kejar, ridha Allah atau manusia. Jadi carilah ridha Allah yang selalu menyayangi kita,” tambahnya.
Menurut Ustaz Aufa, orang-orang beriman sekarang sedang disayangi oleh Allah dengan mendatangkan puasa kepada kita, maka jangan sia-siakan puasa ini, muliakanlah puasa ini dengan amalan-amalan shaleh kita.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 kata Ustaz Aufa, jelas sekali Allah memanggil hanya orang-orang yang beriman yang mampu menjalankan ibadah puasanya, indikasinya seolah-olah Allah hanya menerima puasanya orang-orang yang melakukannya dengan iman.
Iman adalah mempercayai akan Allah dengan wujudnya, dengan kekuasaannya, dan juga mempercayai dengan seluruh janji-janji-Nya.
“Kita sebagai orang beriman harus menyakini akan janji-janji Allah swt, diantaranya janji-janji itu adalah Allah akan menurunkan murka-Nya bagi seseorang yang apabila telah diwajibkan puasa tetapi tidak mengerjakannya, maka Allah akan menghinakannya di dunia dan di akhirat,” tegasnya.
Rasullullah pernah mengatakan, apabila seseorang sehari saja tidak berpuasa, bukan karena sakit atau safar dan apabila dia menggantikannya walaupun 1000 tahun dia menggantikannya itu belum memadamkan murka-Nya Allah. Itu di dunia.
Sedangkan di akhirat Rasulullah pernah bermimpi ketika itu beliau diajak ke sebuah bukit oleh dua orang malaikat, kemudian kepada beliau ditampakkan ada seseorang yang sedang dikuliti seluruh kulit badannya, kepala ke bawah dan kakinya ke atas, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan darah segar, serta urat-uratnya dicabik-cabik.
Kemudian Rasulullah bertanya, siapakah orang ini. Kemudian para malaikat menjawab, ini adalah tamsilan umatmu yang apabila datang perintah puasa, tetapi dia tidak mau berpuasa, berbuka di depan khalayak orang ramai.
“Karena itu, Allah Maha Kuasa menghinakan manusia di dunia dan menghinakan pula di akhirat, karena tidak mau memuliakan apa yang dimuliakan Allah. Kalau manusia memuliakan apa yang dimuliakan Allah, maka Allah akan memuliakan orang-orang beriman,” pungkasnya. (IA)