BANDA ACEH — Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia menyatakan keprihatinannya atas situasi krisis darah di Aceh saat ini.
Kebutuhan darah meningkat drastis, bahkan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (IGD RSUDZA) penuh dengan pasien yang membutuhkan darah.
“Tadi malam saja IGD RSUDZA penuh. Ini menunjukkan rujukan rumah sakit ke kota lain juga luar biasa sampai bed penuh, sehingga otomatis mereka yang sakit membutuhkan darah,” ujar Ketua Umum BFLF Indonesia Michael Octaviano, di Banda Aceh, Selasa (30/4).
Michael menambahkan selain pasien umum, terdapat pula pasien thalasemia yang membutuhkan darah sebanyak 50 kantong per hari di RSUDZA.
Belum lagi kebutuhan darah untuk ibu hamil, melahirkan, kemoterapi, dan operasi mendadak.
“Kita tahu tindakan operasi apapun kalau darah tidak terpenuhi maka operasi belum bisa berjalan. Darah ini memang menyangkut kehidupan bagi saudara yang membutuhkan dan tidak bisa digantikan, beda dengan obat,” tegas Michael Octaviano.
Menyadari situasi kritis ini, BFLF mengajak masyarakat di Aceh dan Aceh Besar untuk meningkatkan kesadaran dan mendonorkan darah.
“Bagi yang ingin atau baru pertama kali donor dan ada perasaan takut, BFLF siap mendampingi, temani, dan motivasi. Silahkan hubungi call center 0823 7080 9008,” imbuhnya.
BFLF berkomitmen menjadi sahabat pendonor dimana pun berada. “Karena kalau PMI menipis stok darah, apalagi RSUDZA,” kata Michael.
Ia mengungkapkan BFLF mengamati IGD penuh dan ada pasien yang kekurangan darah hingga 10 kantong. Bahkan, kemarin banyak warga yang meminta dicarikan darah kepada BFLF, sampai 20 kantong.
Michael juga mengingatkan, mendonorkan darah bukan hanya membantu orang lain, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan pendonor.
Banyak penyakit hilang kalau mau sehat donor rutin bukan hanya bantu saudara tapi lebih sehat hilang puluhan penyakit.
“Mari kita bersama-sama membantu menyelamatkan nyawa dengan mendonorkan darah,” pungkasnya. (IA)